
KARAWANG,RAKA – Sebuah video yang menampilkan murid SD di Karawang tengah belajar berenang di lapangan sekolah viral di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat puluhan siswa mengenakan seragam olahraga sambil melakukan gerakan renang di tengah lapangan.
Narasi yang beredar menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk protes guru terhadap keluhan orang tua terkait pungutan ekstrakurikuler renang.
Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala SDN Pinayungan II Telukjambe Timur, Mimi Martiningsih, membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa kegiatan tersebut hanyalah simulasi yang bertujuan untuk membiasakan siswa sebelum praktik langsung di kolam renang.
“Sebenarnya, narasi yang beredar itu tidak benar. Itu hanya simulasi saja agar murid tidak kaget saat praktik di dalam air,” ujar Mimi.
Mimi menjelaskan bahwa metode ini sering dilakukan di sekolah sebelum siswa melaksanakan praktik renang yang sesungguhnya.
“Jadi nanti prakteknya bukan di darat seperti yang tersebar di media sosial, tetapi di air. Masa renang di darat?” tambahnya.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Yusril, guru olahraga di SDN Pinayungan II. Ia menegaskan bahwa video yang beredar di media sosial telah disalahartikan oleh banyak pihak.
“Kami ingin mengklarifikasi bahwa video tersebut tidak benar seperti yang dikabarkan. Saat itu, kami sedang mengajarkan teori renang kepada siswa. Biasanya, praktik dilakukan di tempat yang semestinya, tetapi untuk efisiensi waktu dan pemahaman, kami lakukan simulasi di sekolah terlebih dahulu,” kata Yusril.
Ia juga menepis isu yang mengaitkan kegiatan ini dengan pungutan terhadap siswa.
“Informasi yang beredar tidak benar. Tidak ada pungutan atau kaitan dengan dana BOS di sekolah kami. Ini hanya pembelajaran teori, dan pelaksanaannya pun tidak lama,” tegasnya.
Baca Juga : Komitmen Pencegahan Kasus Stunting dan Gizi
Sementara itu, para siswa justru menikmati kegiatan ini. Putri, salah satu peserta didik, mengungkapkan bahwa ia merasa senang dengan metode pembelajaran ini.
“Iya, senang. Memang memudahkan juga,” kata Putri.
Dengan adanya klarifikasi ini, pihak sekolah berharap tidak ada lagi kesalahpahaman di masyarakat terkait metode pembelajaran yang diterapkan di SDN Pinayungan II.(cr1)