KARAWANG

Tohim Menderita Kanker Kulit Sejak 2002

Ditinggal Keluarga, Andalkan Tetangga

KARAWANG, RAKA – Tohim (71), warga Dusun Benteng Ompong, Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan menderita kanker kulit sejak tahun 2002. Penyakit tersebut saat ini telah menjalar hingga ke saraf mata. Ketika ditemui wartawan pun kondisi Tohim terlihat lesu dan letih.
“Saya terkena kanker kulit, tapi sudah kena saraf mata. Terakhir ke RSUD, katanya harus dioperasi ke Bandung atau Jakarta, tapi saya gak punya apa-apa,” ujarnya, Selasa (30/7).
Tohim hanya hidup sebatang kara. Ia mempunyai dua orang anak, namun telah lama putus komunikasi. Kini ia hanya bekerja serabutan untuk memenuhi hidup sehari-hari. Penghasilan yang diperoleh tidak menentu, bahkan untuk makan sehari-hari pun lebih banyak dibantu oleh tetangga. “Dulu itu cuman luka kecil, sekarang tambah membesar. Kalau malem kerasa sekali sakitnya, sampai penglihatan jadi semakin tidak jelas. Kadang-kadang ada yang nyuruh nguli atau ngerambet. Dapetnya kadang-kadang cuman 60 ribu, itupun gak menentu dapatnya kapan. Saya punya 2 anak, tapi sekarang sudah gak tau kemana. Mereka pergi udah lama sekali, istri saya udah meninggal,” tambahnya.
Tohim melanjutkan telah melakukan pemeriksaan dengan mendatangi 4 rumah sakit, namun semua rumah sakit di Karawang menyarankan untuk melakukan operasi. Hingga sekarang operasi belum dapat dilakukan, akibat belum adanya biaya. Selama proses pemeriksaan, Tohim selalu di dampingi oleh salah satu tetangga bernama Lulu. “Ke RS yang arah Cikampek, RS Puri Asih, RS Paru, RS Karya Husada sama terakhir RSUD. Tapi semua hasilnya sama, harus dioperasi, matanya juga harus dibuang,” jelasnya.
Selain tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, rumah yang saat ini ia tempati pun merupakan pemberian dari tetangga. Ia menyampaikan pernah diberikan bantuan oleh seseorang sebesar 200 ribu, namun uang tersebut di potong 100 ribu. “Melihat orang lain sering dapat bantuan, ada beras ada uang. Alhamdulillah saya belum pernah merasakan sama sekali. Bahkan kemarin mau berobat ke RSUD pinjam mobil ke lurah juga tidak dikasih. Pernah dikasih uang cuman sekali, itu nominalnya 200 ribu, tapi 100 nya dipotong. Jadi saya cuman dikasih 100 ribu saja. Biar sakit, saya banting tulang sendiri. Saya sudah pasrah,” tambahnya.
Sementara itu ketika dikonfirmasi Asep Ahmad Saepuloh, Kepala bidang perlindungan dan jaminan sosial Dinas Sosial mengungkapkan akan memeriksa nama Tohim di dalam DTKS terlebih dahulu. Selain itu akan berkoordinasi dengan bidang pemberdayaan sosial untuk menurunkan petugas ke lapangan. “Saya akan periksa dulu datanya di DTKS, kalau memang belum terdata di DTKS saya akan koordinasi dengan bidang dayasos. Karena untuk pemberian bantuan itu berdasarkan data dari DTKS,” tutupnya. (nad)
Lulu Maratus Soliha, tetangga Tohim menyatakan pada pukul 17.00 sejumlah petugas mendatangi rumah Tohim. Ia menambahkan kedatangan petugas tersebut secara mendadak. Adanya petugas yang datang pun memeriksa masa aktif dokumen kependudukan dari Tohim. Ia menyatakan ketika diperiksa, dokumen kependudukan Tohim diperlukan pembaharuan. “Ada yang datang ke rumah aku dan ada juga yang datang ke rumah uwa Tohim. Datangnya tadi jam 5 sore, aku juga tidak tahu tiba-tiba datang. Ada dari posyandu, Wakli RT RW dan orang-orang desa sama lurah. Untuk KTP dan KK nya uwa Tohim sudah habis masa berlakunya, tadi sudah diambil sama ketua RT katanyanmau di perbarui. Kalau KIS masih aktif sampai sekarang,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button