KBM Daring Diperpanjang, Guru Mulai Bosan

Lati Andriyani
KARAWANG, RAKA – Sejak 16 Maret 2020 lalu, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh melalui sistem online, karena pandemi Covid-19 yang tengah mewabah.
Kejenuhan akibat kegiatan pembelajaran jarak jauh tak hanya dirasakan oleh para siswa dan orang tuanya. Guru juga merasakan hal yang sama. Salah satunya diungkapkan salah satu tenaga pengajar SMAN 1 Karawang Lati Andriyani. Kegiatan PJJ yang saat ini disebut dengan istilah belajar dari rumah (BDR) juga membuat para guru merasa jenuh. Karena cara mengajar yang biasa dilakukan secara tatap muka, kini tidak bisa dilakukan lantaran terkendala oleh pandemi covid yang mewabah. “Guru juga merasakan hal yang sama. Kami rindu terhadap para siswa. Karena dengan BDR kita hanya bisa berinteraksi melalui telegram,” ungkap Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Karawang Lati Andriyani, kepada Radar Karawang, Rabu (2/9).
Dikatakan Lati, jika bukan menjadi instruksi pemerintah, para guru juga ingin segera melaksanakan aktivitas mengajar seperti kondisi normal. Yaitu melalui tatap muka di sekolah. “Tidak bisa dipungkiri guru juga merasa jenuh,” ucapnya.
Menurutnya, dengan kebijakan BDR yang mengikuti kurikulum darurat pada masa pandemi, pemerintah tidak menekankan harus tercapai 100 persen. Dalam satu hari kegiatan belajar hanya dilakukan selama 3 jam melalui sistem online. Melalui kegiatan BDR, ia mengaku jika guru juga merasakan kesulitan yang lebih dibandingkan pembelajaran secara tatap muka di sekolah. Setiap hari guru harus menyiapkan materi yang disampaikan hanya melalui media telegram, google meeting, atau zoom. Hal itu tentu mengharuskan guru untuk banyak berinovasi agar materi yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh para siswa. “Jika ada bahasa guru menjadi leha-leha itu persepsi yang salah. Guru justru menjadi lebih sibuk dan lebih sulit,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, kesulitan melakukan kegiatan BDR tidak hanya pada saat menyiapkan materi melalui power point dan lain-lain, tetapi juga karena guru tidak bisa mengenali karakter siswa, terlebih bagi para siswa kelas X yang baru masuk. “Setiap malam kami harus menyusun konsep materi, kemudian memastikan jika para siswa faham dengan materi yang disampaikan,” pungkasnya. (nce)