Kelola Stres Bisa Atasi Nyeri Haid

Petugas Kesehatan Puskesmas Adiarsa, dr Dadan Ramdani Jajuli
KARAWANG, RAKA – Nyeri haid atau dismenore adalah rasa nyeri yang mencengkram di area panggul dan perut bagian bawah sebelum dan saat haid. Dismenore terjadi karena adanya peningkatan enzim atau hormon prostaglandin secara tiba, sehingga menyebabkan kontraksi atau keram pada otot-otot rahim. Kondisi ini menyebabkan aliran darah di area tersebut mengalami penurunan dan menyebabkan isemik. “Isemik inilah yang menyebabkan sakit pada perempuan menjelang haid,” terang dr Dadan Ramdani Jajuli kepada Radar Karawang, Rabu (5/8).
Dokter yang berpraktek di Puskesmas Adiarsa ini menjelaskan, berdasarkan ada atau tidaknya kelainan pada rahim, dismenore dibagi menjadi dua kategori. Pertama adalah dismenore primer dimana sakit haid yang timbul tidak ditemukan adanya gangguan struktur di rahim dan sekitar rahim. Adapaun dismenore sekunder dimana ditemukan adanya kelainan pada rahim.
Dismenore primer lebih dipengaruhi oleh psikologis sesorang seperti stres, banyak pikiran ataupun kelelahan. Sedangkan kelainan struktur rahim pada kasus dismenore sekunder dapat berupa kista, tumor, perlengketan dinding rahim dan lainnya. Tingkat stres pada dismenore primer atau keparahan kelainan rahim pada kasus dismenore sekunder berpengaruh pada tingkat nyeri yang dirasakan.
Mengatasi dismenore primer dapat dilakukan dengan mengelola stres dengan baik, istirahat yang cukup serta perilaku hidup bersih dan sehat. Terutama dalam masa pandemi seperti ini, mengelola stres sangat penting saat banyaknya masalah yang muncul akibat corona baik itu masalah pekerjaan ataupun rumah tangga. “Ada yang bulan kemarin tidak mengalami gangguan apapun dengan haidnya, tapi tiba-tiba bulan ini ia merasakan sakit yang luar biasa, karena begitu stres muncul kondisi hormonnya akan terganggu,” jelasnya.
Olahraga secara teratur juga dapat membantu mengurangi nyeri haid, olahraga teratur dapat melatih otot-otot dan sirkulasi darah khususnya di area panggul dan lebih lancar. Hindari merokok karena salah satu efeknya adalah inflamasi dan penyempitan pembuluh darah yang disebabkan kandungan nikotin. “Periksakan juga kondisi rahimnya untuk menghindari kemungkinan kelainan yang sekunder tadi,” pesannya.
Wanita mesti waspada terhadap gejala terjadinya dismenore yang frekuensinya semakin sering, dan tingkat nyeri yang semakin parah setiap bulannya. Tanda lainnya seperti terasa benjolan pada area rahim, yakni perut bagian bawah memungkinkan terjadinya dismenore sekunder. Segera periksakan diri untuk memastikan kondisi rahimnya dan jika terdapat kelainan maka segera dilakukan tindakan medis. (din)