Uncategorized

Jembatan jadi Tempat Pembakaran Sampah

KUTAWALUYA, RAKA – Selain aliran sungainya jadi sasaran pembuangan sampah liar, jembatan Desa Waluya, Kecamatan Kutawaluya juga dijejali tumpukan sampah hasil pembakaran di bahu jalan.

Warga Desa Sindangmukti, Yusuf (33) mengatakan, dirinya sudah sering melihat asap mengepul dari bekas pembakaran sampah di jembatan tersebut. Dan yang tidak habis pikir, kenapa harus membakar sampah tepat di jembatan, padahal, sebut Yusuf, kalau terus di biarkan, khawatir berdampak terhadap jembatannya yang cepat rusak. “Ya namanya juga di bakar, apapun bisa cepat rusak,” katanya kepada Radar Karawang, Kamis (7/3).

Menurutnya, jembatan yang tidak jauh dari kantor Camat Kutawaluya itu, memang sudah lama di gunakan tempat membakar sampah. Namun, sampai saat ini tidak ada yang yang memberikan peringatan atau sekedar melarangnya oknum pembakar di jembatan akses jalan ramai itu. Selain berdampak terhadap jembatan, para pengendara yang lewat juga akan terkena dampak asapnya. “Sudah mah jembatannya bisa cepat rusak, orang lewat juga pasti kena dampaknya,” ucapnya.

Di tempat berbeda pemerhati kesehatan, A S Munir mengatakan, sering kali ia membaca dan mencermati lingkungan di sekitar, khususnya tentang bahaya sampah, salah satunya bahaya membakar sampah. Menurutnya, bahaya membakar sampah itu 30 persen asapnya mengandung unsur logam yang sangat kecil dan bisa menembus paru-paru langsung. “Tentu saja sangat membahayakan kesehatan, apalagi ini banyak terjadi tumpukan sampah, bahkan di tepian jalan di sebuah jembatan. Masyarakat perlu di edukasi dampaknya agar mereka tak sembarang bertindak,” katanya.

Ditambahkan pria yang berprofesi perawat ini, seharusnya jangan sampai ada oknum yang membakar sampah di tempat umum, atau bahkan di tepian jalan. Karena secara tidak langsung akan merugikan kesehatan, khususnya pengendara yang melintas. Bahkan, menghindari sampah dengan cara di kubur juga kurang dianjurkan. “Butuh 1000 tahun mengurai sampah plastik, setelah terurai juga akan mencemari tanah dan tidak baik untuk kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan. Ya kalau bisa di kelola dengan baik dengan memanfaatkannnya, ” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button