HEADLINEKarawang

Pilih Puskesmas karena Murah

TUNGGU PASIEN: Salah seorang warga Tanjungpura menunggu kerabatnya selesai diperiksa di Puskesmas Tanjungpura.

Yang Berduit Berobat di Klinik

KARAWANG, RAKA – Puskesmas, merupakan tempat pelayanan kesehatan yang dibentuk oleh pemerintah hingga ke tiap pelosok. Namun ternyata, tempat layanan kesehatan belum menjadi pilihan utama masyarakat.

Rata-rata, masyarakat yang memilih berobat ke puskesmas karena biaya yang dikeluarkan murah. Hanya mengeluarkan ongkos transportasi. Sedangakan untuk pengobatan tidak dipungut biaya. Sementara, soal kenyamanan masyarakat menilai lebih nyaman berobat ke klinik swasta.

Hal ini terungkap saat Radar Karawang melakukan jajak pendapat kepada 100 responden yang tersebar di wilayah Kabupaten Karawang, dari berbagai lapisan masyarakat.

Dari hasil jajak pendapat tersebut, 66 persen warga yang berobat ke puskesmas mengaku karena murah. Sedangkan soal kenyamanan, 52 persen menjawab lebih nyaman berobat ke klinik swasta. Bisa jadi, masalah kenyamanan ini dipengaruhi faktor dokter yang datang tidak tepat waktu. Soalnya, berdasarkan jajak pendapat ini, 55 persen responden menyebut dokter datang tidak tepat waktu.

Selain itu, bisa jadi masalah obat pun mengubah persepsi masyarakat terhadap puskesmas. Muhidin (55), warga Kotabaru mengungkapkan, meski berobat di puskesmas lebih hemat, cuma mengeluarkan ongkos ojek, namun dirinya enggan untuk berobat di puskesmas. Alasannya, obat yang diberikan tidak ampuh untuk mengobati penyakit yang dideritanya. “Obatnya gak ampuh karena gratis. Gak ada perubahan kalau berobat ke puskesmas,” katanya, kepada Radar Karawang.

Hal serupa juga dikatakan Dede Saron (30), warga Kelurahan Palumbonsari, Kecamatan Karawang Timur. Menurutnya, dia jarang berobat ke puskesmas karena berobat di klinik lebih nyaman. Terlebih rumahnya dekat dengan klinik. “Saya dekat dengan klinik. Setiap sakit juga ke klinik saya mah,” ujarnya.

Kepala Puskesmas Telagasari Asep Saeful Bahri menilai, bukan tidak bisa puskemas bersaing dengan klinik swasta, tapi puskesmas tidak akan secepat swasta karena persoalan dukungan anggaran. “Dari dukungan anggaran juga tidak serta merta tercukupi, tapi perbaikannya secara bertahap. Yang paling utama adalah swasta lebih bisa mengkondisikan. Mau digimanain juga bebas, yang penting modal kuat. Tapi untuk puskesmas tentunya harus bertahap. Kemudian soal waktu, swasta bisa 24 jam, sementara puskesmas hanya sampai 14.30,” katanya, saat dihubungi Radar Karawang, Jumat (13/9).

Di tengah keterbatasan ini, lanjutnya, puskesmas terus melakukan perbaikan pelayanan. Apalagi, saat ini ada akreditasi. “Jadi, secara perlahan kami juga mulai berubah mengikuti standar-standar yang sudah dibuat dan menyesuaikan dengan Permenkes yang ada,” ujarnya.
Asep juga menyebut, kunjungan masyarakat ke puskesmas dinilai masih tinggi. “Artinya, kalau harus bersaing dengan swasta bukan puskesmas tidak bisa, tapi kami tentunya tidak akan seekspres swasta,” tuturnya.

Tak hanya soal pelayanan, masyarakat juga menilai obat puskesmas kurang ‘ampuh’. Bahkan, ada anggapan satu obat segala penyakit. Mengenai hal ini, Andi Kusnadi, bagian farmasi di Puskesmas Tanjungpura mengatakan, pemberian obat disesuaikan dengan penyakit yang diderita oleh pasien. Di puskesmas tersedia berbagai jenis obat untuk beberapa jenis penyakit. Jika ada penyakit berbeda dengan satu obat yang sama, kata dia, karena memang pada beberapa obat terdapat kandungan yang sama. “Bisa aja ada yang sama karena misalnya dalam sakit gigi, ada juga obat paracetamol sebagai obat penurun panasnya. Pada paracetamol juga terdapat analgetik 30 persen. Tapi pemberian tentunya berdasarkan kebutuhan dan hasil diagnosa dokter,” paparnya.

Selain itu, lanjutnya, pengadaan obat di puskesmas sangat dibatasi sesuai dengan formularium nasional. Ada seratus lebih jenis obat. Namun ada satu jenis yang belum ada, yang berbeda dengan klinik. “Kalau di klinik swasta sudah ada satu obat yang fungsinya untuk beberapa penyakit. Di puskesmas belum ada,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Back to top button