KARAWANG

Sepi Penumpang, Angkot Dijual

KARAWANG, RAKA – Angkutan kota atau angkot masih banyak yang beroperasi meski pendapatan sopir merosot, apalagi saat siswa libur sekolah.

Misalnya, Hendra (55) seorang sopir angkot 07 atau trayek Terminal Klari-Tanjungpura mengaku, sekitar delapan tahun kebelakang pendapatannya sudah mulai merasa berkurang, apalagi saat pandemi Covid-19. Bahkan belum lama ini dirinya telah menjual satu unit angkotnya.
“Saya punya angkot dua, baru sekitar tiga bulan kemarin dijual satu karena sepi,” katanya saat ditemui di depan SMAN 1 Karawang, Senin (9/1).

Hendra warga Tanjungpura, Kelurahan Tanjungmekar, itu sebenarnya sudah mulai bosan sejak dulu menjadi sopir angkot, tapi karena tidak ada usaha lain dan usianya yang sudah tidak muda lagi, itu yang membuat dirinya tetap bertahan menjadi sopir. Hendra mengaku setiap hari paling banyak membawa uang ke rumah sebesar 100 ribu, itupun belum dipotong bensin dan lainnya. Dan sempat juga seharian hanya membawa uang 30 ribu.
“Paling dapet 100 ribu belum dipotong bensin terus dandan kalau ada yang rusak, apalagi kemarin waktu libur sekolah sepi banget,” ujar Hendra yang sudah mulai menjadi sopir sejak tahun 1990-an.

Sopir angkot seperti Hendra ini berharap banyak mendapat bantuan dari pemerintah. Dan informasi soal bantuan untuk para sopir angkot setelah kenaikan harga BBM kemarin itu sampai ke telinga Hendra, namun bantuan itu tak kunjung dirasakan olehnya.
“Katanya mau dapat uang waktu BBM naik, mana buktinya engga ada,” tegas Hendra menagih bantuan dari pemerintah.

Sementara itu, Sekertaris Dinas Perhubungan Karawang Rahmat Gunadi menyebut campur tangan pemerintah dalam rangka membantu pengusaha dan sopir angkot ini perlu dilakukan. Ia mengakui saat ini pengusaha dan sopir angkot tengah dalam kesulitan untuk memperpanjang STNK, menangani operasional sehari-hari, dan juga kesulitan dalam memperbaiki suku cadang dan lainnya. Sebab itu, Dishub Karawang berinsiatif untuk membentuk koperasi Motkar (Moda Transportasi Karawang).
“Moda transportasi Karawang itu dalam upaya untuk mengatasi permasalahan angkutan kota di Karawang,” katanya saat ditemui di kantor Dishub Karawang, Senin (9/1) sore.

Salah satu manfaat dari adanya koperasi Motkar tersebut yaitu bisa membantu mengurus STNK, bahkan kalau STNK angkot itu diurus atas nama koperasi ini mereka hanya membayar kewajibannya 30 persen dibandingkan dengan diurus secara pribadi. Kata Gunadi, dari ribuan angkot yang ada di Karawang, hanya dibawah 200 unit angkot yang taat pajak.
“Bahkan sekarang yang real retribusi itu hanya sekitar 500 yang beroperasi,” ujarnya. (mra)

Related Articles

Back to top button