
KARAWANG, RAKA – Program Keluarga Berencana (KB) selama ini identik dengan perempuan. Namun kini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya membalik persepsi tersebut dengan menggencarkan promosi dan pelayanan KB bagi pria.
Langkah ini tidak hanya untuk menekan angka kelahiran, tetapi juga sebagai wujud kesetaraan peran dalam membangun keluarga yang sehat dan sejahtera.
Baca Juga : Polisi Ungkap Motif Suami Bunuh Istri di Majalaya
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, dr. Siska Gerfianti, mengungkapkan bahwa partisipasi pria dalam program KB masih sangat minim.
“Dari dulu KB untuk pria itu sudah ada, tapi sayangnya, sampai sekarang kepesertaannya masih di angka satu persen saja,” ujarnya saat ditemui dalam kegiatan pelayanan KB di Karawang, Jumat, (14/6).
Menurut dr. Siska, minimnya partisipasi ini terjadi karena masih kuatnya anggapan bahwa urusan KB adalah tanggung jawab perempuan. Padahal, tidak semua perempuan cocok dengan metode KB hormonal atau non-hormonal yang tersedia.
Oleh karena itu, pihaknya kini mendorong pria, terutama yang berusia di atas 35 tahun dan telah memiliki lebih dari dua anak, untuk menjalani Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi.
“Tidak ada efek samping serius. Testimoni dari para pria yang sudah menjalani MOP menunjukkan bahwa mereka baik-baik saja. Tidak ada gangguan fungsi reproduksi, dan rasa sakitnya pun minimal,” jelasnya.
Tonton Juga : ANNE RATNA, DULU BERJAYA KINI TERPURUK
Program ini juga ditujukan untuk menjaga kesejahteraan keluarga. Meski angka Total Fertility Rate (TFR) di Jawa Barat kini berada di kisaran 2,01 angka yang terbilang ideal kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak perempuan melahirkan lebih dari tiga anak.
“Ada yang sampai lima, enam, bahkan tujuh anak. Ini jelas berdampak pada kesejahteraan keluarga dan kualitas pengasuhan,” tambahnya.
Pelayanan KB untuk pria kini mulai mendapat sambutan positif. Dalam momentum pelayanan serentak pada 21 April lalu, tercatat 2.000 pria di seluruh Indonesia menjalani MOP, dan berhasil mencatatkan rekor MURI.
Di Jawa Barat sendiri, beberapa daerah mulai menunjukkan peningkatan partisipasi, seperti Majalengka dengan 100 peserta, Subang 36 peserta, hingga Purwakarta dengan 51 peserta.
“Yang membuat kami terharu, banyak pria bilang mereka ikut KB karena sayang sama istri. Istrinya sudah repot, sudah melahirkan lebih dari tiga anak. Jadi mereka ingin gantian,” ucap dr. Siska dengan bangga.
Di Karawang, upaya peningkatan partisipasi pria dalam KB juga terus dilakukan. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang, Hj. Sopiah, menyatakan bahwa pihaknya rutin memberikan pelayanan KB dalam berbagai event, termasuk saat kegiatan “Nganjang Ka Warga” yang digelar Pemprov Jabar di Desa Klari.
“Dalam kesempatan ini kami melayani KB implan dan IUD untuk sekitar 30 akseptor. Untuk MOP agak sulit dilakukan di lapangan secara mendadak, tapi tetap kami dorong lewat layanan di klinik,” jelas Sopiah.
Ia menambahkan bahwa meski pelayanan hanya dilakukan dalam waktu singkat dari pukul 14.00 hingga 17.00 antusiasme masyarakat cukup tinggi dan terus berkembang.
“Dengan gencarnya program ini, Jawa Barat berharap bisa mengubah paradigma lama dan menghadirkan kesetaraan baru dalam perencanaan keluarga. Karena sejatinya, tanggung jawab membangun masa depan anak dan keluarga bukan hanya di pundak ibu, tapi juga ayah,” pungkasnya. (uty)
dr. Siska Gerfianti