Baru 12 Orang Daftar ke SMAN 2 Klari

PPDB ONLINE: Guru SMAN 2 Klari mengurus proses PPDB online di sekolahnya. Sayangnya, masih belum banyak calon siswa yang dafta di sekolah ini, padahal pendaftaran sudah dibuka sejak beberapa hari lalu.
Kuota Terancam tak Terpenuhi
KLARI, RAKA – Sejak Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK dibuka beberapa hari lalu, sampai saat ini baru 12 orang daftar ke SMAN 2 Klari. Calon siswa lebih banyak daftar ke SMA favorit dan SMK.
Panitia PPDB SMAN 2 Klari Hermanto mengatakan, pada pelaksanaan PPDB tahun 2020, SMAN 2 Klari memiliki target sebanyak 216 calon siswa. “Kalau untuk tahun ini kita targetkan cuma enam kelas, kira-kira kita butuh calon siswa sebanyak 216 orang saja,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Selasa (16/6).
Namun, lanjutnya, pada pelaksanaan PPDB berlangsung, jumlah siswa yang mendaftar dinilai sangat jauh dari kuota yang telah disediakan, untuk tahap satu saja hanya ada 12 orang calon siswa yang mendaftar. “Untuk tahun lalu saja ya sama kita tidak memenuhi target atau harapan kita, paling yang tercapai cuma setengahnya,” tambahnya.
Hermanto mengaku, meskipun pemerintah sudah berusaha menghilangkan paradigma sekolah pavorit, namun hal itu rupanya masih tertanam disetiap pikiran calon siswa untuk tetap memilih sekolah yang dinilai lebih besar dan terkenal di setiap wilayah. “Kalau untuk wilayah Klari contohnya seperti SMAN 1 Klari, pokoknya tahap satu saja hampir terserap banyak oleh SMAN 1 Klari dan sekolah favorit lainnya,” akunya.
Sementara itu Kepala SMAN 2 Klari Unang mengungkapkan, minimnya jumlah peserta calon siswa karena telah bergesernya minat siswa karena lebih memilih sekolah kejuruan dibanding SMA. “Tentunya dengan harapan setelah lulus, siap bekerja plus ilmu keterampilan yang didapat waktu sekolah di SMK,” ungkapnya.
Masih dikatakan Unang, yang kedua kurangnya minat siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi mengingat biaya masuk perguruan tinggi sangat mahal. Ditangannya, ia berharap SMA harus bisa mengubah paradigma tersebut yaitu metode pembelajaran, selain menyenangkan tetapi juga memberi bekal kepada siswanya untuk menjadi terampil, inovatif, berkarya dan berkarakter sehingga lulusan SMA menjadi yang berkualitas. “Dengan niat yang serius kita terus berusaha semaksimal mungkin, jangan sampai SMA ini tergerus dan merubah pola pikir siswa siap pakai di perusahaan, tapi bagaimana kemudian kita harus bisa menciptakan siswa yang memiliki tekad sebagai pengusaha dengan basis intelektual yang memiliki kualitas yang sangat baik,” pungkasnya. (mal)