Pembelian Beras BPNT Kisruh
JAYAKERTA, RAKA – Beginilah jadinya jika pengelola e-warong tidak siap dengan perlengkapan transaksi elektronik yang mumpuni. Pemilik kartu ATM bantuan tersebut resah, karena beras yang ada di depan mata tidak bisa dibawa pulang. Alhasil, kericuhan pun tidak bisa dihindari di Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta.
Peristiwa itu bermula saat pemilik kartu ATM itu ingin membeli beras di e-warong yang dikelola Dadi Rusmana. Namun, pengelola tidak bisa memberikan beras yang diinginkan, karena mesin EDC eror. Tidak mau mengambil resiko, akhirnya beras yang ada di depan mata tersebut tidak diberikan kepada keluarga penerima manfaat. “Masyarakat melihat beras sudah ada, mereka maksa buat dapat beras. Padahal ATM nya belum digesek karena mesin EDC nya kurang sinyal. Tapi tetep aja maksa bawa beras,” ujar Dadi kepada Radar Karawang, Selasa (23/10) kemarin.
Menurutnya, saldo yang ada di ATM sudah ada di masing-masing KPM. Jika mesin EDC lancar, beras tinggal dibawa setelah ATM digesek. Karena penerima KPM memaksa bawa beras, sebagian dari mereka memilih meninggalkan ATM di pengelola e-warong. “Kalau tidak dibagikan malah kisruh, dan mereka memilih menaruh kartu ATM, lalu mengambil beras,” ucapnya.
Salah satu KPM, Sulaeman (52) warga Dusun Krajan RT 27/06 mengaku, sengaja menyimpan kartu ATM di pengelola e-warong, karena dia ingin agar beras bisa dibawa pulang saat itu juga. Sebagai gantinya, dia sengaja menyimpan kartu ATM di pengelola e-warong karena waktu pencairan, mesin EDC sedang eror. “Karena beras harus saya bawa, sengaja saya simpan ATM. Biar besoknya saya ambil lagi. Simple aja, gak usah diperumit,” pungkasnya.
Diketahui, KPM di Desa Kemiri mencapai 900 orang lebih. Sedangkan untuk satu Kecamatan Jayakerta sekitar 6 ribu KPM. Sedangkan beras BPNT yang diturunkan untuk satu Desa Kemiri sekitar 9 ton. (rok)