Karawang

Libur Produktif Jadi Pemakalah

SAMPAIKAN ISI MAKALAH: Mahasiswa Teknik Kimia Unsika menyampaikan isi makalah dalam seminar nasional online, beberapa waktu lalu. Mereka satu dari sedikit mahasiswa dari berbagai kampus yang berhasil mendapatkan apresiasi usai menyampaikan makalah.

KARAWANG, RAKA – Waktu libur sebaiknya tidak diisi hanya dengan bersantai namun akan lebih baik jika digunakan untuk menambah wawasan dan pengalaman. Seperti halnya yang dilakukan para mahasiswa program studi Teknik Kimia Universitas Singapervangsa Karawang Unsika. Waktu libur digunakan untuk mengikuti seminar online bahkan juga berkesempatan menjadi pemakalah.

Salah satu mahasiswa Teknik Kimia Unsika Vina Syofiyatul Ulfa (21) menceritakan salah satu kegiatan saat liburan yang paling berkesan ialah mengikuti seminar tentang transformasi ilmu dalam era digital yang digelar Universitas Islam Syekh Yusuf Tanggerang pada 19 Agusutus lalu. Meski dilakukan secara virtual, namun ia dan sejumlah mahasisea perwakilan dari prodinya berkesempatan menjadi pemakala. Suatu kebanggaan tersendiri tentunya karena mereka dihadapkan dengan para peneliti maupun pegiat tri dharma perguruan tinggi. “Waktu itu ada lima kelompok dengan tema pembahasan yang berbeda dari berbagai agenda yang sudah dilaksanakan oleh Teknik Kimia Unsika sendiri,” ceritanya, Minggu (13/9).

Ulfa sapaan akrabnya menuturkan pelaksanaan karya yang diimplementasi mengenai kelas grammar bahasa Inggris, perbandingan kuliah daring dan tatap muka, dan pelaksanaan praktikum. Selain itu juga mengenai pelatihan program appen hysis dan pelaksanaan kuliah umum. Hasil artikel ilmiah yang dipresentasikan dalam seminar nasional tersebut nantinya digunakan sebagai bentuk penerapan hasil pembelajaran mahasiswa dalam kuliah teknik penulisan ilmiah.

Gadis manis ini mengaku menjadi pemakalah cukup menegangkan, terlebih karena banyak gangguan teknis di saat seminar bahkan beberapa menit sebelum presentasi. Meski demikian ia berusaha menenangkan rekan seperjuangan dan untuk bersikap seperti biasa padahal itupun untuk menenangkan dirinya sendiri. Baginya mengikuti seminar dan menjadi pemakalah bisa melatih mental dalam mempresentasikan suatu tulisan ilmiah.

Ia tak menampik semoat terbesit rasa takut salah menyampaikan informasi yang tidak sesuai, akan tetapi ia juga belajar bahwa ketakutan itu harus dihadapi dan mencari antisipasinya dengan membaca hasil paper berulang kali. Hasilnya ia bisa melawan ketakutan itu dan menjadi pemakalah dengan baik. “Dikarenakan saya bisa menyelesaikan ini, saya mempunyai keyakinan bisa melangkah ke tingkat yang lebih tinggi dan menghadapi ketakutan lainnya,” ucapnya yang saat ini menginjak semester 3.

Mahasiswa lainnya Muhammad Irfan Alfath (20) juga mengaku sangat tegang sebelum presentasi berlangsung seperti juga dialami hampir semua mahasiswa yan turut serta saat itu. Hal ini karena sebagian besar pemakalah adalah para senior yang jauh lebih berpengalaman dan tak sedikit pula para dosen bergelar doktor. Namun ia bersyukur dan sangat senang karena mendapat banyak wawasan dan pengalaman. salah satu mahasiswa pemakalah lainnya bertema pelaksanaan praktikum, “Cukup menantang mental karena didengar langsung oleh senior dari luar kampus bahkan sudah ada yang bergelar doktor dan ilmunya jauh lebih tinggi dari kita,” tuturnya yang mempresntasikan tema pelaksanaan pratikum.

Koordinator Program Studi Teknik Kimia Dessy Agustina Sari yang membimbing langsung kelima kelompok ini mengapresiasi para mahasiswanya.
Ia mengatakan draft makalah yang mereka digunakan untuk melengkapi dokumen akreditasi dalam hal publikasi hasil pengabdian kepada masyarakat. Dalam penyusunannya, para mahasiswa yang tergabung dalam beberapa kelompok ini menuangkan ide pikirannya disertai hasil survei responden terkait tema pengabdian yang dibahas kelompok masing-masing.

Di sela kesibukannya ia selalu menyempatkan waktu untuk mengawal penyusunan artikel ilmiah pengabdian yang dilakukan mahasiswanya. Dikatakannya pula, seminar saat itu diawali dengan pemaparan materi seminar oleh tiga narasumber dengan latar belakang berbeda. Kemudian dilanjut dengan penyajian hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat para pemakala. Para pemakalah dibagi dalam 10 ruang diskusi. Lima kelompok mahasiswa Teknik Kimia yang ia utus untuk menyajikan hasil pengabdian pun terbagi ke dalam ruangan yang berbeda dan berjumpa beragam wajah serta keilmuan para ahli di bidangnya. “Para mahasiswa tetap berharap bisa mendapat kesempatan seperti itu di lain waktu karena hal ini merupakan suatu yang cukup membanggakan,” pungkasnya. (Din)

Related Articles

Back to top button