Uncategorized

Petani Pangkalan Enggan Jual Gabah

PANGKALAN, RAKA – Masa panen padi terlihat di beberapa titik desa yang ada di Kecamatan Pangkalan. Namun, gara-gara harga padi anjlok, petani memilih untuk tidak menjual hasil panen. Mereka lebih memilih mengkonsumsi sendiri. “Dijual mah sayang,lebih baik buat makan saja. Harganya lagi gak bagus. Apalagi sebentar lagi puasa, lebih baik saya simpan,” ucap Jaya (52) petani Kampung Tegaldodol, Desa Medalsari kepada Radar Karawang, Rabu (10/4).

Tidak hanya dikonsumsi saja, Jaya mengaku sebagian padi juga akan digunakan untuk bibit padi kembali. Ia membeberkan, membuat sendiri bibit padi jauh lebih baik ketimbang harus beli bibit karena akan menambah biaya produksi.

Harga gabah kering panen di Pangkalan, kata Jaya hanya Rp3.500 per kilogram, padahal sebelumnya mencapai Rp5.000 per kilogram. Dari informasi beberapa petani di wilayah itu, harga gabah Rp3.500 per kilogram merupakan gabah bawon, yaitu gabah dari upah kerja saat panen, berupa gabah yang diberikan kepada buruh tani. “Gabah yang rebah harganya Rp3.800 sampai Rp3.900 per kilogram. Untuk harga yang bagus Rp4.000 sampai Rp4.200 per kilogram,” kata Jaya.

Sementara Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Pangkalan wilayah Desa Medalsari, Cucu Indah Lestari mengatakan, harga gabah tanggal 24 Maret hingga 26 Maret 2019 untuk padi varietas Inpari 32, Inpari 33 dan Ciherang sebesar Rp3.800 sampai Rp3.900 per kilogram GKP untuk posisi pertanaman padi rebah.”Kalau harga pertanaman padi berdiri Rp4.200 sampai Rp4.300 per kikogram,” pungkasnya. (yfn)

Related Articles

Back to top button