
PURWAKARTA, RAKA – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN RI, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka tekankan pentingnya pelayanan KB yang langsung menyentuh masyarakat, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikannya usai melakukan kunjungan kerja ke Pasar Kuliner Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Rabu 26 Februari 2025, dalam rangka Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang dilaksanakan serentak di pasar tradisional di seluruh Indonesia.
“Kami ingin menghindari kegiatan seremonial dan lebih fokus pada program yang langsung bermanfaat bagi masyarakat. Melalui mobil pelayanan KB ini, warga bisa mengakses layanan KB dengan mudah, terutama metode kontrasepsi jangka panjang seperti implan dan IUD,” ujar Ratu Ayu, Rabu (26/2).
Ia juga menyampaikan bahwa pelayanan KB serentak ini dilakukan di 10.160 pasar tradisional di seluruh Indonesia, yang mencakup 472 kabupaten/kota. Khusus di Kabupaten Purwakarta, tepatnya di Pasar Kuliner Kecamatan Plered, terdapat 60 peserta akseptor.
Baca Juga : Kapolri Minta Buruh Tingkatkan SDM dan Produktifitas
“Dari jumlah tersebut, 4 orang memilih IUD (Intra Uternie Device) dan 56 lainnya menggunakan implan. Secara nasional, kami menargetkan lebih dari 50.000 akseptor KB,” ujarnya.
Disinggung soal angka kelahiran, Ratu Ayu menjelaskan bahwa Total Fertility Rate atau angka kelahiran total di Indonesia ideal yakni berada di angka 2,1. Meski demikian, pihaknya akan terus menjaga hal tersebut mengingat masih terdapat sejumlah daerah yang angka kelahiran totalnya lebih rendah dari daerah lain.
“Kita perlu jaga, jadi tidak bisa ada satu kebijakan untuk setiap daerah. Karena setiap daerah tentunya memiliki kekhasannya masing-masing dan perlu disesuaikan dengan masing-masing daerahnya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas DPPKB Kabupaten Purwakarta, Yayat Hidayat, menyampaikan bahwa pelayanan KB serentak di Purwakarta juga dilaksanakan di Pasar Bojong dan Pasar Wanayasa.
Ia menyebut target awal di setiap pasar adalah 50 akseptor metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Namun, realisasi di Pasar Plered mencapai 60 akseptor, Pasar Bojong 59 akseptor, dan Pasar Wanayasa 56 akseptor.
“Totalnya mencapai 175 akseptor, melampaui target awal sebanyak 150 akseptor,” jelas Yayat.
Ia berharap jumlah peserta KB aktif terus meningkat, terutama dalam penggunaan kontrasepsi MKJP, agar tidak terjadi drop out atau putus pakai.
“Semua layanan ini diberikan secara gratis. Harapannya, masyarakat semakin sadar akan pentingnya program KB dan manfaatnya bagi kesejahteraan keluarga,” tambahnya. (yat)