Waspada Mie Ayam Berformalin
PURWASARI, RAKA – Mie ayam salah satu jenis makanan yang cukup populer di Karawang. Meski rasanya gurih dan lezat, jika dikonsumsi berlebihan bisa mengganggu kesehatan.
Kepala UPTD Puskesmas Purwasari Maesaroh mengatakan, mie ayam menjadi makanan favorit bagi banyak orang, bahkan mie ayam sebagai pengganti saat jam makan siang. Tentunya hal itu akan meningkatkan nafsu makan siang, karena rasanya yang gurih dan lezat. “Apalagi jika dicampur saus dan sambal, bisa membuat kita tambah melek saat jam makan siang,” ucapnya kepada Radar Karawang.
Ia menambahkan, meski memiliki rasa gurih dan lezat, jenis makanan yang memiliki toping daging ayam ini dinilai kurang baik dikonsumsi terlalu berlebih, karena masih banyak warga yang menjadikan mie ayam sebagai hobi dan memburu berbagai jenis rasa mie ayam. “Okelah untuk toping ayam itu memang bagus untuk asupan gizi tubuh kita, justru bagian lain dari makanan ini yang berbahaya untuk kesehatan,” tambahnya.
Ia mengaku, bukan tidak mungkin jika sebagian pedagang mencampurkan bahan pengawet di adonan mie seperti formalin, coustic soda atau pengawet lainnya. Beberapa bahan ini akan memicu penyakit seperti iritasi dan rasa terbakar pada hidung, serta tenggorokan, sulit bernafas, nafas pendek, sakit kepala, juga dapat menyebabkan kanker paru-paru. Pada konsentrasi sangat tinggi akan menyebabkan kematian. “Meskipun memang tidak semua menggunakan formalin, tidak salahnya jika kita mengantisipasi hal itu,” akunya.
Masih dikatakannya, kandungan berminyak pada mie ayam dapat menyebabkan kembung, sakit perut, dan diare. Di antara daftar makronutrien, lemak menjadi yang paling lambat dicerna sehingga akan memperlambat proses pengosongan perut. “Kalori dalam dua mangkuk mie saja bisa sampai 300, sedangkan dalam sehari tubuh hanya membutuhkan 1500 kalori,” katanya.
Ia juga mengingatkan, konsumsilah mie ayam sejarang mungkin, serta perbaiki konsumsi makanan yang mampu menyeimbangkan asupan gizi bagi tubuh. “Konsumsi makanan yang salah menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit,” pungkasnya (mal)