RADAR PURWAKARTA

Puasa Lebih Bagus Aktivitas

PURWAKARTA, RAKA – Berpuasa bukan berarti menghentikan aktivitas fisik sehari-hari. Sejumlah penelitian bahkan menyebutkan aktivitas saat berpuasa berpengaruh baik untuk tubuh. Namun, masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa tidur di bulan puasa lebih baik daripada aktivitas fisik.

Salah seorang pemuda bernama Aliyudin mengatakan, dirinya lebih baik tidur untuk menunggu bulan puasa. “Tidur sih, aktivitas yang paling sering mah, soalnya kalau beraktivitas seperti biasa malah nambah capek,” terang dia kepada wartawan.

Dia juga mengatakan, disamping menjadi pilihan ketika menjalani puasa, tidur juga baginya merupakan hal yang paling efektif untuk menunggu datangnya waktu magrib. “Kalau tidur puasanya jadi sebentar, gak kerasa, tau-tau udah magrib dan buka puasa,” jelasnya.

Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan Dr Anno Kepala UPTD Puskesmas Purwakarta, ia lebih menyarankan ketika berpuasa untuk menjalankan aktivitas fisik seperti biasa. Ia menjelaskan literatur kedokteran banyak menjelaskan bahwa gerakan otot pada fase pascapenyerapan makanan bisa mengoksidasi sekumpulan khusus asam amino. Di antaranya asam amino dengan mata rantai bercabang, seperti liosin, esoliosin, dan palin.

Oksidasi ini, lanjut dia, akan menghasilkan energi untuk sel otot sehingga terbentuk dua asam amino, yakni asam alanin dan glutamin. Dua asam amino ini sangat penting bagi tubuh. Asam alanin merupakan bahan bakar utama produksi glukosa baru. Sementara asam glutamin masuk dalam produksi asam nukleus. Dengan beraktivitas, otot juga akan menghasilkan asam laktat dan piruvat. Keduanya merupakan bahan bakar utama dalam pembentukan glukosa liver. “Ini berarti, setiap aktivitas otot saat berpuasa malah akan memberi bantuan untuk pembentukan energi baru,” katanya.

Dijelaskannya, dengan kata lain, produksi glukosa baru malah akan meningkat saat peningkatan gerakan otot. Ini bisa tiga kali lipat dari saat berdiam diri saja. “Tidak aneh jika semakin banyak kita diam, maka kita akan semakin lemas. Sebaliknya, jika tetap beraktivitas normal, maka tubuh akan tetap bisa menyesuaikan diri dengan glukosa-glukosa baru yang dihasilkan tubuh,” pungkasnya. (ris)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights