HEADLINEKarawang

Suka Duka Mengajar Selama Pandemi

BERI ARAHAN: Guru berikan arahan pada siswa yang datang ke sekolah.

Bolak Balik ke Rumah Siswa Sampai Larut Malam

KARAWANG, RAKA – Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh para guru bakal mengajar secara online, tidak bertatap muka dengan siswa dan harus menyiapkan metode sekreatif mungkin agar belajar tidak membosankan. Tapi, sesulit apapun guru tetap harus mengajar.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Nandang Mulayana, tahu betul betapa beratnya mengajar di masa pandemi Covid-19. Belajar tidak boleh dilakukan secara tatap muka dan hanya boleh secara online. Persoalannya, tidak semua siswa memiliki perangkat yang memadai dan ini menjadi tugas guru mencari solusi agar siswa menerima materi pelajaran secara baik.

Bahkan, lanjut Nandang, di wilayah Tirtajaya, setiap guru bolak balik ke setiap rumah siswa yang tidak mengikuti belajar daring karena tidak memiliki smartphone, kegiatan tersebut dilakukan sampai larut malam. “Tentunya ini sangat luar biasa, bagi guru yang punya kendaraan mungkin tidak berat, tapi yang tidak punya kendaraan mereka harus jalan kaki,” ungkapnya, Selasa (24/11).

Selama pandemi Covid-19 berlangsung sistem belajar mengajar tidak dilaksanakan secara tatap muka. Proses belajar mengajar secara tatap muka diganti dengan Belajar Dari Rumah (BDR). Kendala dari sistem BDR saat ini berasal dari pihak orang tua. Orang tua siswa masih ada yang belum memahami sistem BDR. Kemudian orang tua yang belum memahami sistem BDR maka akan mengambil tugas ke sekolah. Sudah terdapat 23 grup kelas di aplikasi whatsapp yang difungsikan untuk penyampaian materi secara luring. Masih terdapat siswa yang ke sekolah untuk mengambil dan mengumpulkan tugas. “Luring ngumpulin materinya secara manual, ada 23 grup kelas. Sistem pengambilan materi sesuai dengan jadwal yang tersedia,” papar Erlina, guru SD Tanjungpura I.

Di SD Tanjungpura I dilakukan melalui dua proses, pertama melalui daring (dalam jaringan) kemudian proses kedua melalui luring (Luar jaringan). “Daring dan luring pelaksanaannya sangat gak efektif, kan barusan murid 40 tapi yang ngumpulin tugas cuma 20 siswa,” kata Encum Sumiarti, kepala SDN Tanjungpura I yang di temui di sekolahnya.

Untuk memaksimalkan pembelajaran, tambahnya, belajar melalui siaran radio pun digunakan. Guru datang ke statsiun radio dan menyampaikan materi pelajaran. Kemudian, tugas difoto lalu dikirimkan ke smartphone guru. Proses daring semua pemberian tugas dan materi disampaikan melalui google form dan google classroom. “Yang namanya daring itu pakai aplikasi google classroom dan google form, yang namanya luring tugasnya melalui whatsapp,” ucapnya.

Di Hari Guru Nasional ini, Encum berharap agar wabah Covid-19 bisa segera berakhir. Sementera kegiatan yang akan dilakukan untuk memperingatinya, kepala sekolah dan staf guru yang tidak mendapatkan jadwal piket maka mengikuti upacara secara virtual dari rumah. “HUT PGRI besok dilakuin lewat virtual, upacara dilakuin jam 8 an,” ucapnya. (mal/cr6)

Related Articles

Back to top button