Simpan Obat di Tempat Khusus

RACIK OBAT: Bunga Adi Putranti meracik obat di RSIA Sentul Cikampek. Menjadi tenaga teknis kefarmasian tidaklah mudah, harus teliti agar obat yang diberikan sesuai dengan resep dari dokter.
Baca Keterangan pada Kemasan
CIKAMPEK, RAKA – Mengkonsumsi obat tentunya tak boleh sembarangan, mesti sesuai dengan aturan pemakaian atau anjuran dokter. Namun selain itu ada hal yang mesti diperhatikan dalam pemakaian obat-batan, yakni masa kadaluarsa dan cara penyimpanan obat. “Jangan salah, obat juga ada masa kadaluarsanya, penyimpanan juga harus benar,” ujar Bunga Adi Putranti, tenaga teknis kefarmasian RSIA Sentul Cikampek, Jumat (28/2).
Bunga mengatakan, masa kadaluarsa obat biasanya tertera dalam kemasan obat seperti badan botol atau tutup botol obat sirup maupun pada lembaran strip obat. Namun jika pasien menerima obat kemasan strip yang telah dipotong, sebaiknya menanyakan masa kadaluarsa obat tersebut kepada apoteker. “Tapi apoteker pasti tidak akan memberikan obat yang sudah kadaluarsa,” tambahnya.
Selain masa kadaluarsa, ada juga masa penyimpanan obat untuk tetap bisa dikonsumsi setelah kemasan dibuka. Masa penyimpoanan ini relatif berbeda tergantung dari jenis obatnya. Beberapa obat ada yang bisa bertahan selama 1 bulan, namun ada juga yang hanya tahan 6 hari setelah kemasan dibuka. Bahkan larutan elektrolit untuk mengantikan cairan tubuh hanya bertaha 24 jam setelah kemasan dibuka. Mengenai hal ini biasanya apoteker juga akan menginformasikan kepada pasien, yang terpenting adalah pasien menyimak dan memahami informasi tersebut.
Ia juga menjelaskan, jenis obat sediaan sirup jika disimpan terlalu lama efektifitas obatnya akan berkurang. Terlebih jika obat tersebut termasuk kategori sediaan steril seperti salep mata atau tetes mata. Sediaan steril ini biasanya yang penggunaannya kontak langsung dengan jaringan tubuh. Begitupun tetes mata yang beredar di pasaran, penggunaannya hanya 1 pekan setelah kemasan dibuka.
Sebagian jenis obat bahkan ada yang mesti disimpan di dalam kulkas, diantaranya adalah jenis obat sediaan suppositora yang penggunaannya dimasukan kedalam anus, sediaan ovula yangpenggunaanya melalui vagina, vaksin dan sebagian jenis obat sirup.
Ia menyarankan agar obat disimpan dalam kemasan aslinya dan dalam wadah yang tertutup rapat. Hindari penyimpanan obat di tempat yang mudah terjangkau anak-anak dan sinar matahari langsung. Simpan obat pada lemari khusus dan jangan menyimpan di dalam mobil terlalu lama, sebab suhu yang tidak stabil di dalam mobil dapat merusak obat. “Intinya obat jangan disimpan lama-lama, baca keterangan pada kemasan, tanya juga masa kadaluarsa dan cara penyimpanan kepada petugas apotek,” pesannya. (cr5)