Karawang
Trending

SMPN 1 Klari Mulai Terapkan Program Kokurikuler

KLARI,RAKA- SMPN 1 Klari mulai menerapkan program kokurikuler sebagai salah satu upaya penguatan pendidikan karakter siswa. Program ini merupakan bagian dari implementasi kurikulum nasional yang mencakup tiga komponen utama yaitu intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Wakasek Kurikulum SMPN 1 Klari Rinda mengatakan, bahwa kegiatan kokurikuler berfungsi sebagai pendalaman dari materi pelajaran intrakurikuler.

“Misalnya, dalam pelajaran yang memuat nilai-nilai etika dan keterampilan, kami kembangkan lebih lanjut dalam kegiatan yang menanamkan budaya karakter positif,”katanya, Senin (15/9).

Menurutnya, salah satu kegiatan dalam program kokurikuler adalah senandung cinta tanah air, yang bertujuan mengenalkan dan menumbuhkan cinta terhadap lagu-lagu nasional dan daerah.

“Masih banyak anak-anak yang belum hafal lagu nasional atau daerah, apalagi memahami maknanya. Melalui kegiatan ini, mereka diajak merefleksikan nilai-nilai dari lagu tersebut,”paparnya.

Program ini telah berjalan selama dua minggu, dengan alokasi 10 jam pelajaran (JP) per minggu, yang diambil dari sebagian waktu pelajaran intrakurikuler. Sebagai contoh, jika pelajaran IPS memiliki 4 JP dalam seminggu, maka 1 JP dialokasikan untuk kokurikuler.

Menurut Rinda, dampak positif mulai terlihat dari perilaku siswa. “Minggu lalu mereka belajar tentang berbakti kepada orang tua. Saat diminta refleksi, ada yang menceritakan bangun pukul 4 pagi untuk membantu ibu menyiapkan bekal. Dari situ mereka mulai sadar bahwa hal kecil juga berarti dalam membangun karakter,” jelasnya.

Sementara itu, Wakasek Kesiswaan SMPN 1 Klari Enen Rohenen menambahkan, bahwa kegiatan kokurikuler sangat berkaitan erat dengan program pembiasaan yang sudah diterapkan sebelumnya. Menurutnya, kokurikuler adalah bentuk lanjutan dari pembiasaan yang bertujuan untuk membentuk karakter siswa secara konsisten.

“Contohnya kegiatan literasi. Saat guru menjelaskan, siswa juga diberi pembiasaan membaca. Nantinya hasil dari pembiasaan ini dipresentasikan oleh siswa di kelas,”paparnya.

Agar tidak monoton, sekolah juga mengadakan berbagai lomba berbasis kokurikuler. Salah satu kegiatannya adalah kompetisi menyanyikan lagu nasional dan daerah oleh setiap kelas.

“Itu pun digilir dan dikocok secara acak, sehingga setiap siswa dituntut menghafal dan memahami lagu-lagu tersebut,” jelas Enen.

Selain itu, terdapat juga lomba presentasi mata pelajaran, seperti IPA, Matematika, hahasa Indonesia, dan lainnya. Sistem pengocokan dilakukan agar setiap kelas dan siswa siap mempresentasikan berbagai materi pelajaran, tidak hanya yang mereka sukai atau kuasai.

“Misalnya, saat kelas 9A dikocok untuk menjelaskan pelajaran matematika, maka seluruh anggota kelas harus siap. Mungkin awalnya yang ditunjuk bukan yang biasa, tapi ternyata siswa lain lebih mampu menjelaskan materi. Ini melatih kolaborasi dan kesiapan,” tambahnya.

Diungkapkannya, program ini juga dirancang untuk menyambut dan memperingati momen-momen penting nasional, seperti Bulan Bahasa di Oktober atau Hari Sumpah Pemuda, dengan kegiatan yang tematik dan relevan.

Enen berharap, program kokurikuler ini tidak hanya membentuk karakter siswa secara umum, tetapi juga memperbaiki aspek literasi yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19.

“Minimal mereka bisa memahami bahwa belajar itu menyenangkan dan penuh makna. Karena banyak dari mereka yang merupakan produk masa pandemi, kemampuan literasi mereka memang masih perlu ditingkatkan,” tutupnya. (zal)

Related Articles

Back to top button