Uncategorized

52 Petani Jayakerta Dilatih Teknologi Pascapanen

KARAWANG, RAKA – Keberadaan petani di Kabupaten Karawang ternyata masih dianggap penting, setelah mulai maraknya alih fungsi lahan dan seretnya regenerasi petani.

Pasalnya, selama empat hari dari tanggal 15 sampai 18 Oktober, tidak kurang 52 petani di Kecamatan Jayakerta mengikuti bimbingan teknis teknologi pascapanen di Laboratorium Mutu Beras dan Pascapanen Serealia Karawang, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Kegiatan yang diikuti oleh petani, pengurus gabungan kelompok tani (Gapoktan), pengusaha penggilingan padi kecil, penyuluh Kecamatan Jayakerta, UPTD Pertanian Kecamatan Jayakerta dan staf Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, itu menjadi sasaran program Demfarm pertanian modern berbasis korporasi di Kecamatan Jayakerta. Diantaranya teknologi pascapanen padi.

Kepala Laboratorium Mutu Beras dan Pascapanen Serealia Dr Mulyana mengatakan, Kementerian Pertanian membangun demfarm pertanian modern untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Karawang. “Terdapat enam program Demfarm pertanian modern Karawang yaitu aplikasi inovasi bidang budidaya, sumberdaya lahan pertanian, peternakan, kelembagaan, alsintan dan pascapanen yang kesemuanya akan dilaksanakan secara korporasi,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.

Ia berharap demfarm menjadi percontohan penerapan inovasi pertanian modern berbasis korporasi. “Ini bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” tuturnya.

Sekretaris Gapoktan Desa Ciptamarga Kecamatan Jayakerta Hertawan mengatakan, selama empat hari mendapatkan banyak ilmu berupa teori dan praktek serta kunjungan langsung ke lahan pertanian. “Kita diajari pengantar teknologi penanganan pascapanen, karakteristik mutu gabah, regulasi pemerintah terkait kelas mutu beras, peraturan terkait penetapan harga eceran tertinggi beras, teknologi pengemasan dan penyimpanan beras, manajemen penggilingan padi, peningkatan mutu dan rendemen beras, serta pemanfaatan by-product padi dengan teknologi produksi pupuk biosilika,” ujarnya.

Ia melanjutkan, bimtek teknologi pascapanen membuatnya paham, begitu penting menghasilkan beras premium karena petani akan mendapatkan nilai tambah. “Kita tertantang dan terdorong agar petani tidak hanya bertani saja, petani harus belajar bisnis. Padi tidak hanya kita jual gabahnya, tapi bisa juga manfaat lain misalnya dari skam, dan jerami yang bisa diolah menjadi pupuk dan menambahkan nilai bagi petaninya,” katanya. (apk)

Related Articles

Back to top button