Varietas Invari 32 Jadi Favorite Petani
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Petani di Kecamatan Telukjambe Barat menyukai tanaman padi varietas Inpari 32. Selain pohonnya kuat juga tahan terhadap hama. Jenis padi ini cocok dengan kontur tanah di wilayah tersebut.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Telukjambe Barat Drs Abidin Jumat (2/11) mengatakan Inpari 32 merupakan Varietas Unggul Baru (VUB) padi hasil seleksi Ciherang atau IRBB64 yang dilakukan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, dan direncanakan untuk penanaman diawal tanam. “Diperkirakan sekitar 100 hektare sawah di Telukjambe Barat akan ditanami bibit padi Invari 32,” UCAP Abidin.
Lahan seluar 100 hektare itu, terang Abidin tersebar di empat wilayah yaitu Desa Karangligar, Margakaya, Wanajaya dan Desa Mulyajaya. “Saat ini, ada petani yang panen varietas Inpari 32 dan mendapatkan hasil memuaskan. Bahkan dalam luas tanam satu hektar bisa panen 10 ton gabah,” ujar Abidin.
Koordinator PPL UPTD Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Telukjambe Barat Haryati menambahkan jenis varietas padi Inpari 32 saat ini menjadi orientasi petani untuk bisa ditanam saat musim tanam padi. “Sebaran penggunaan varietas Invari 32 cukup pesat. Ini sekaligus bukti nyata keberhasilan dari sebuah inovasi yang bisa dimanfaatkan petani,” jelas Haryati.
Varietas Invari 32 hanya berumur kurang lebih 120 hari. Batang pohonnya memiliki tinggi 97 cm dengan postur tanaman tegak serta daun bendera yang tegak menjulang, sehingga mampu menerima dan memanfaatkan sinar matahari secara optimum untuk pertumbuhannya. “Postur tubuhnya yang tegak dan langsing membuat varietas ini tampil cantik dan mendekati tanaman tipe ideal yang disukai petani,” katanya.
Varietas unggul ini, terang Haryati, memberikan respon tahan terhadap penyakit HDB ras III. Hal ini memberikan harapan kepada petani, bahwa penggunaan varietas ini di lahan endemis HDB atau yang dikenal sebagai penyakit kresek akan menekan penyemprotan bakterisida. Selain itu, varietas Invari 32 juga tahan terhadap penyakit ‘tungro ras lanrang’ sehingga baik untuk dikembangkan di daerah-daerah lahan irigasi yang endemis tungro, selain tahan terhadap serang penyakit blas. (yfn)