Uncategorized

Warga Mulyasari Diajak Awasi Perusahaan Nakal

MENYIMAK : Warga Ciampel menyimak secara serius materi yang disampaikan narasumber soal pencemaran lingkungan.

CIAMPEL, RAKA – Satgas CH Sektor 16 ajak para petani warga Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel untuk mengawasi beberapa perusahaan nakal yang ada di wilayah Kecamatan Ciampel yang membuang limbah B3 dan domestik pada aliran sungai Citarum.

Kolonel Czi Sajad Mawardi Dansektor 16 CH mengatakan, luas wilayah yang menjadi tanggungjawabnya selaku Dansektor 16 CH cukup luas dan besar, tentunya diperlukan kerjasama pada berbagai element. “Untuk Desa Mulyasari saja baru kita datangi, karena kemarin kita masih fokus di Klari,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Kamis (5/12).

Ia menambahkan, Ciampel merupakan salah satu wilayah yang memiliki kawasan perusahaan yang dinilai serta diduga akan melakukan pencemaran aliran sungai degan membuang limbah berjenis B3 dan domestik pada aliran sungai. “Untuk saat ini belum kita temukan perusahaan yang terindikasi dengan membuang limbah ke aliran sungai, kita masih pada proses penyelidikan,” tambahnya.

Ia mengaku, untuk membantu dan menemukan para pelaku pencemaran aliran sungai, pihaknya mengajak seluruh para petani warga Desa Mulyasari untuk memantau. Karena para petani akan lebih mengetahui kondisi air yang digunakan untuk bercocok tanam salah satunya untuk mengairi daerah pesawahan. “Karena mereka ambil air tersebut dari aliran sungai itu, makannya pasti mereka tahu betul kualitas air yang mereka gunakan,” akunya.

Masih dikatakannya, jika sewaktu-waktu terjadi perubahan warna pada air dan mengeluarkan bau, pihaknya menghimbau untuk menyampaikan informasi tersebut kepada para petugas baik pada petugas pemerintah maupun pada Bhabinsa Desa Mulyasari. “Kita akan langsung lakukan pengecekan dan membawa tim ahli untuk menyelidiki sumber air limbah yang dibuang oleh perusahaan tersebut,” katanya.

Sementara itu, salah satu petani warga Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Natim (57) mengungkapkan, selama beberapa puluhan tahun menjadi seorang petani, sudah hal biasa jika sewaktu-waktu terjadi perubahan air dan mengeluarkan bau tak sedap. Namun hal itu tidak ia sadari bahwa air tersebut tercemar oleh limbah perusahaan. “Ya saya kira itu karena pengaruh lumpur, kalau tahu limbah saya juga takut, kalau memang terjadi perubahan warna atau bau pada air itu saya akan laporkan itu sama petugas, soalnya selain bahaya tanaman padi juga suka mati dan tidak tumbuh baik juga sih,” pungkasnya. (mal)

Related Articles

Back to top button