KARAWANG

Cegah Stunting, Pemkab Bagikan Paket Makanan Ikan Lele

KARAWANG, RAKA – Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang kembali meluncurkan program terbaru untuk mengatasi kasus stunting. Program ini berupa pemberian paket makanan lokal protein hewani. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Endang Suryadi menyampaikan protein hewani yang diberikan berasal dari ikan lele bagus untuk memenuhi asupan gizi. “Emang yang terbagus adalah ikan tongkol, ikan gelembung dan ikan-ikan laut tapi kami memilih ikan lele karena banyak di sekitar kita banyak di pasar jadi kita merekomendasikan ikan lele di kabupaten Karawang,” ungkapnya, Kamis (29/12).
Pemberian program ini akan difokuskan di 16 desa atau kelurahan yang mempunyai angka stunting tertinggi. Teknik pemberian pun akan dilakukan melalui pos integrasi dengan 5 tipe. Tipe pertama untuk remaja putri, selanjutnya untuk ibu hamil, ketiga bagi ibu meyusui, kemudian bagi bayi dan balita. Akan dilakukan juga kegiatan secreeming kesehatan, edukasi, pemeriksaan kesehatan bagi ibu dana anak serta melakukan pemantauan tumbuh kembang. “Melalui pos integrasi kami memfokuskan di 16 desa/kelurahan dengan kegiatan screning kesehatan, edukasi, penyuluhan dan pemantauan tumbuh kembang anak. Namun, kami tidak mengecualikan desa-desa/kelurahan yang lainnya,” imbuhnya.
Asisten Daerah I Kabupaten Karawang, Eka Sananta menyampaikan, program ini juga sebagai bentuk dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, kuat dan produktif. Selain itu untuk pembangunan yang berkelanjutan menuju 2045 emas. “Permasalahan stunting merupakan salah satu bagian dari permasalahan gizi. Alhamdulillah tahun kemarin kabupaten Karawang dalam penanganan stunting dapat menurunkan angka yang signifikan hingga diberikan penghargaan oleh provinsi kabupaten terbaik dalam penurunan angka stunting, sehingga kita diberikan anggaran oleh menteri keuangan sebanyak 5 miliar untuk program penurunan angka stunting,” ungkapnya.
Kendati demikian, bahwa angka-angka ini adalah angka statistik yang tentunya akan mempermudah intervensi langsung ke bawah dengan memfokuskan angka yang signifikan. “Misal 1 puskesmas membawahi 12 desa nanti dilihat angka yang paling tinggi di desa mana setelah tau yang paling tinggi pelototi yang paling tinggi dulu fokus di desa tersebut tanpa mengesampingkan yang lain. Tetapi dengan fokus di angka yang lebih tinggi otomatis itu akan menurun secara signifikan seperti yang dilakukan pak kadinkes di tingkat Kabupaten yang fokus saja di 16 desa sehingga bisa turun secara signifikan,” pungkasnya. (jpg)

Related Articles

Back to top button