HEADLINETELUSUR
Trending

Tawuran Bocah Karawang Edan! Jadi Konten, Dapat Cuan Endorse Judol

RadarKarawang.id – Video viral enam siswi saling jotos disaksikan oleh banyak orang, kemudian direkam dan tersiar di media sosial adalah satu dari peristiwa. Tawuran bocah Karawang semakin edan, karena dijadikan konten.

Tidak hanya video enam siswi tersebut, banyak aksi saling tikam dan bacok terekam di media sosial. Itu dilakukan oleh pelajar lelaki di Kota Pangkal Perjuangan.

Lebih parahnya lagi, mereka melakukan itu agar aksi memalukannya itu tersiar luas alias viral di media sosial.

Tentu ini setali tiga uang dengan endorse yang bakal menghampiri akun medsos yang diikuti ribuan hingga ratusan ribu orang.

Sebut saja aliansi pelajar bernama Team Ogah Mundur alias T.O.M, ada juga Team Orang Keren alias T.O.K, ada juga Team Orang Galau atau Warjo.

Mereka sudah dikenal di dunia bacok membacok. Jumlahnya semakin banyak dan tawuran menjadi sering dilakukan.

Agar tidak terendus oleh polisi atau masyarakat, biasanya mereka melakukan aksi tidak terpujinya itu pada jam malam.

Baca juga: Dua Orang Tewas Tenggak Oplosan

Bahkan ada juga yang menyebutkan dini hari menjelang azan subuh. “Di Bakan Maja tawurannya jam 03.30 pada Sabtu kemarin,” ungkap sumber yang minta identitasnya dirahasiakan.

Sebut saja zon mengaku, tidak setiap anak yang ada di lokasi tawuran mengangkat senjata. Mereka ada yang bertugas merekam setiap adegan.

Mulai dari bersiap menghadapi lawan hingga adegan bacok membacok. “Setiap rekaman nanti diedit kemudian diupload di akun medsos,” ungkapnya.

Jika akun medsosnya ramai yang menonton dan mengikuti, kata remaja berusia 16 tahun itu, biasanya datang tawaran endorse dari judi online.

“Bisa juga admin yang menawari perusahaan judi online agar mau mengiklankan ke akun kami,” katanya.

Setiap keuntungan yang diperoleh admin, kata Zon melanjutkan, bisa digunakan untuk membeli senjata tajam atau keperluan lain. “Biasanya beli br (barang atau senjata tajam) di online,” ungkapnya.

Apa yang diungkapkan Zon juga dibenarkan oleh Itink, panggilan remaja berusia 17 tahun. Dia mengaku ada pula aksi tawuran sekedar senang-senang saja.

“Kalau havin fun kita tidak sampai melukai parah, hanya sekadar aksi di jalanan saja. Kalau sudah jatuh, ya sudah,” katanya.

Tonton juga: Mal Klender, Kerusuhan Mei 98

Dia mengatakan ada berbagai macam kode dan bahasa dalam dunia tawuran. Misalnya, 22 berarti dua lawan dua. “Kalau abregan berarti tawurannya ramai-ramai,” ujarnya.

Ditanya soal aliansi, Itink membenarkan hal itu. Biasanya mereka kerap janjian untuk meladeni musuh di jalan.

“Kalau siang kan banyak angin (polisi, masyarakat) jadi biasanya malam atau subuh (tawurannya),” katanya.

Ia melanjutkan, untuk lokasi tawuran disepakati bersama. Karena sebelumnya antar admin medsos sudah janjian terlebih dahulu.

Berapa lawan berapa, dimana dan jam berapa. “Kalau ada yang terluka parah, kita suka banget upload di medsosnya. Selain ngangkat nama aliansi kita, juga pasti banyak viewernya,” tuturnya.

Bagaimana jika ada yang terluka parah atau sampai meninggal, Itink mengaku itu sudah jadi resiko pelaku tawuran. “Talent (pelaku) harus siap terluka bahkan sampai meninggal,” ungkapnya.

Lebih gilanya lagi, diakui Itink jika ada yang meninggal itupun jadi konten medsos. “Biasanya ramai-ramai bawa bendera kuning ke makam,

dan direkam kemudian diupload. Dan pasti banyak yang komentar, like dan menambah pengikut juga,” ujarnya.

Ketua PGRI Karawang Uyat dalam satu kesempatan pernah mengatakan, untuk mencegah maraknya aksi tawuran pelajar,

tidak bisa dilakukan oleh satu lembaga pendidikan saja, melainkan semua pihak pun harus terlibat dalam mengatasi hal tersebut. “Tawuran pelajar dilakukan di luar jam sekolah, jadi semua pihak harus terlibat,” ungkapnya.

Psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Candra, meminta orang tua dan guru untuk membuka ruang dialog dengan anak sebanyak mungkin agar terhindar dari kegiatan negatif seperti tawuran pelajar.

“Fasilitasi ruang dialog sebanyak mungkin bagi para remaja, baik di rumah maupun sekolah sehingga mereka punya kemampuan memunculkan kesadaran diri

dalam mengambil keputusan apapun tanpa mudah terpengaruh, terutama hal-hal negatif,” kata Novi

Novi menekankan pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak remaja untuk memahami perasaan, keinginan,

serta hasrat yang dimiliki sehingga lebih mudah diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang positif.

Menurutnya, sebagian anak-anak hingga usia remaja butuh penyaluran kekuatan fisik. Oleh karena itu, perlu diarahkan ke aktivitas fisik seperti bela diri atau olahraga lainnya.

Orang tua juga diimbau untuk mendorong anak-anaknya agar memiliki hobi untuk mengisi waktu atau di sela-sela kegiatan sekolah.

Selain itu, anak remaja juga dilatih untuk terlibat dalam kerja sosial atau bersifat sukarela agar memiliki empati dan kepekaan sosial. Semoga tawuran bocah Karawang edan tidak lagi terjadi. (psn)

Related Articles

Back to top button