HEADLINE
Trending

Ramadan di Tengah Genangan Air

Buka Puasa Hanya Gorengan dan Bongko, Taraweh Pakai Perahu

KARAWANG, RAKA- Lagi, banjir merendam warga Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Jumat (28/3). Banjir kali ini terhitung parah dibanding sebelumnya, ketinggian air mencapai 150 cm dan merendam ratusan rumah warga. Cobaan ini dirasa lebih berat, karena terjadi di Bulan Ramadan.

Dilanda banjir dan minimnya bantuan permakanan, masyarakat di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat berbuka puasa pada bulan Ramadan hanya dengan gorengan dan bongko.

Tidak hanya itu, ketika memasuki waktu salat tarawih, warga harus menggunakan perahu untuk pergi ke masjid. Minggu (2/3) kondisi air masih tinggi sehingga sejumlah warga masih kesulitan kembali ke rumah.

Salah satu korban banjir Ningsih mengatakan, memasuki bulan Ramadan tahun 2025 tempat tinggal kembali dilanda banjir. Banjir yang terjadi menyebabkan dirinya tidak bisa melakukan aktivitas Ramadan pada umumnya.

“Biasanya untuk sahur dan berbuka puasa selalu masak tapi sekarang tidak bisa masak. Buka dan sahur saja hanya seadanya,” katanya, kepada Radar Karawang, Minggu (2/3).

Dijelaskannya, sejauh ini bantuan yang ada di dapur umum sangatlah minim. Bahkan untuk berbuka puasa pada hari pertama dirinya hanya memakan dua buah gorengan dan satu bongko.

“Biasa kalau tidak banjir kita kalau buka dan sahur sering makan yang lebih enak, engga sekarang cuma makanan gorengan dan boko saja. Buka puasa hari ini saja kita masih bingung akan berbuka dengan apa,”paparnya.

Dia pun berharap, pemerintah dalam memberikan pasokan bantuan makan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat jangan sampai masyarakat yang terdampak bencana ini harus kelaparan.

“Sejak banjir ini saya baru dapet bantuan nasi sekali saja. Maka saya minta pemerintah memberikan lebih banyak bantuan permakanan terutama untuk berbuka dan sahur,” harapnya.

Sementara itu, warga lainnya Ningsih (52) mengatakan, karena banjir untuk berbuka dan sahur hanya dengan menu seadanya dan hanya mengandalkan bantuan yang ada di dapur umum yang dibuat oleh masyarakat.

“Kemarin kita buka puasa cuma dikasih gorengan sama bongko saja, itu pun tidak dikasih air minum sama sekali. Katanya ada air minum tapi kita harus mengambilnya ke kantor desa, sedangkan jaraknya lumayan jauh,” paparnya.

Menurutnya, sebagai seorang janda yang sudah tinggal suaminya meninggal sekitar 4 tahun yang lalu, tentunya saat membutuhkan perhatian pemerintah terutama pada saat banjir yang landa tempat tinggal.

Baca Juga : PPG Daljab Angkatan Pertama Guru Kemenag Dibuka

“Kalau tidak banjir meskipun sudah tidak punya suami alhamdulilah selalu ada rezeki untuk makan. Tapi kalau banjir kaya gini kita susah buat makan juga, sehingga kami mengharapkan bantuan dari pemerintah, terutama makanan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Mahpudin mengatakan, sejak Jumat (28/2) kemarin BPBD Kabupaten Karawang dan Dinas Sosial telah mendistribusikan logistik untuk dimasak empat titik dapur umum swadaya.

“Untuk bantuan permakanan sejuah ini aman. Karena kami dan Dinsos telah drop logistik untuk dimasak. Sore ini saja kita insya allah akan berbagi takjil untuk warga yang terdampak banjir,” tutupnya. (zal)

Related Articles

Back to top button