HEADLINEPurwakarta

Raden Baktakusumah Penyebar Islam di Sindangkasih

Jejak Pewaris Nabi di Purwakarta

PURWAKARTA, RAKA – Sosok Raden Baktakusumah yang merupakan anak dari Raden Dalem Santri tidak banyak literatur yang menyebutkan namanya. Namun, hal tersebut tak menyurutkan kiprahnya dalam menyiarkan agama Islam di Purwakarta.

Makam Raden Baktakusumah terletak di Kampung Bongas, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Purwakarta. Dari penuturan juru penjaga makam, Uwoh Sumantri, kiprah Raden Baktakusumah dimulai antara tahun 1819 hingga 1826 masehi yang kala itu pemerintah Belanda melepaskan diri dari pemerintahan Inggris dengan ditandai adanya upaya pengembalian kewenangan para bupati oleh Gubernur Jenderal Van Der Cepelleen, maka Kabupaten Karawang dihidupkan kembali sekitar tahun 1820 dengan wilayah meliputi tanah yang terletak disebelah timur kali Citarum atau Cibeet dan sebelah kali Cipunagara, kecuali Kecamatan Plered yang waktu itu masuk Kabupaten Bandung.

R.A.A. Surianata dari Bogor, dengan gelar Dalem Santri yang kemudian memilih ibu kota kabupaten di Wanayasa. Pada masa pemerintahan Bupati R.A.Suriawinata yang bergelar Dalem Sholawat, yakni pada tahun 1830 ibu kota kabupaten dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih, yang kemudian diberi nama Purwakarta yang artinya purwa berarti permulaan dan karta berarti ramai atau hidup. Peresmian tersebut berdasarkan Besluit (surat keputusan) pemerintah kolonial oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 20 Juli 1831. “Kiprahnya tak jauh dari perpindahan ibu kota dari Wanayasa ke Sindangkasih, Raden Baktakusumah merupakan sosok ulama yang juga gencar menyiarkan Islam pada masanya,” jelas dia kepada wartawan.

Karena di daerah Wanayasa ada sosok Syekh Dalem Santri sebagai pemimpin dan juga pemuka agama, maka untuk penyebaran Islam di wilayah Sindangkasih dilakoni oleh Raden Baktakusumah. Namun, sayangnya literatur yang ditemui sangat sedikit untuk menghimpun beberapa informasi, wartawan harus bertanya ketiga orang penjaga makam. Juga peninggalan-peninggalannya tak diketahui persis, hal ini mengakibatkan sosok Raden Baktakusumah tak dikenal lebih rinci. “Literatur yang menyebutkan soal sosok Baktakusumah memang sedikit atau bisa jadi sudah tidak ada, penjaga makam pun tidak punya semacam panduan riwayat sosok Raden Baktakusumah, hal inilah yang membuat sosok dirinya asing bagi sebagian masyarakat,” tuturnya.

Hari-hari biasa atau saat bulan Ramadan, lanjut Uwoh, ada peziarah yang biasa mendatangi makamnya walaupun tidak ramai, tapi pengunjung selalu ada. Seperti salah seorang perempuan asal Pasawahan, Irmi yang kedapati tengah membacakan surat Yasin disamping makam Raden Baktakusumah. “Taunya sosok Raden Baktakusumah merupakan anak dari Syekh Santri Dalem dan punya kiprah untuk penyebaran Islam di Purwakarta, cukup gitu aja taunya,” singkat Irmi. Diketahui, Raden Baktakusumah wafat pada bulan Rajab tahun 1920 dan dimakamkan di Kampung Bongas Kelurahan Sindangkasih. (ris)

Related Articles

Back to top button