HEADLINEKARAWANG

Libur Sekolah Hingga 5 April

Hilmi Zaidan

KARAWANG, RAKA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang memperpanjang masa libur para siswa sekolah karena pandemik corona sampai 5 April 2020. Hal ini dilakukan, karena penyebaran virus corona di Karawang semakin masif lima orang dinyatakan positif.

Awalnya, masa libur sekolah hanya berlangsung dari 16 Maret sampai 29 Maret 2020. Namun, perkembangan terakhir penyebaran virus di Jawa Barat khususnya Karawang belum berhenti, bahkan Bupati Karawang bersama sejumlah kepala dinas dinyatakan positif corona. Kondisi ini membuat pemkab mengambil langkah antisipatif memperpanjang masa libur sekolah hingga 5 April 2020 mendatang.

Keputusan perpanjang libur sekolah ini tertuang dalam surat edaran Bupati Karawang yang ditanda tangani oleh Wakil Bupati Karawang per tanggal 27 Maret 2020 dengan nomor surat 800/1795/Disdikpora. Selain mengumumkan perpanjangan libur, dalam surat edaran tersebut juga guru diminta untuk tetap menjalan pembelajaran jaran jauh (PJJ) selama libur berlangsung.

Keputusan Pemkab Karawang memperpanjang libur, diangap langkah terbaik oleh tenaga pengajar di Kecamatan Cikampek. “Apalagi sekarang Karawang kan zona merah, kesehatan lebih diutamakan,” terang Hilmi Zaidan, guru PAI SMA Panca Moral (Pamor) Cikampek, Jumat (27/3).
Hilmi mengatakan PJJ selama ini berjalan efektif. Materi dan tugas dapat disampaikan kepada siswa, begitupun penginputan nilai tetap berjalan. Ia sendiri menggunakan berbagai aplikasi untuk menunjang proses pembelajaran. Meski demikian diakuinya memang PJJ ini membuat seorang guru mesti lebih intens berkomunkasi dengan siswa dan orang tua untuk mengingatkan para siswa mengikuti pembelajaran. “Jadi peran orang tua itu penting, tapi alhamdulillah kalau anak SMA sih kayanya lebih mandiri ya,” tambahnya.

PJJ bukan berarti tidak memiliki hambatan, misalnya siswa yang tidak punya kuota atau telepon pintar. Guru yang tidak memahami teknologi tentunya juga menjadi hambatan. Perlu adanya pembekalan dari pihak sekolah, SMA Pamor dikatakannya telah melakukan itu. Adapun para siswa ternyata lebih memahami teknologi, tak butuh waktu lama bagi mereka untuk beradaptasi dan mengikuti pembelajaran.

Ia juga tidak memungkiri ada penurunan efektifitas pembelajaran dengan metode PJJ dibandinhkan dengan tatap muka langsung. Meski demikian hal tersebut bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan pembelajaran. Ia menekankan bagaimanapun hambatannya PJJ ini merupakan langkah terbaik untuk saat ini. Adapun setelah pandemik ini berlalu pembelajaran memang sebaiknya dilakukan dengan tatap mula, sebab tidak semua materi dapat disampaikan melaku PJJ. “Yang kita lakukan semaksimal mungkin melaksanakan pembelajaran jarak jauh dalam keadaan darurat seperti ini,” tuturnya lagi.

Perpanjangan masa libur juga diterapkan untuk lembaga pendidikan nonformal. Henni Lidia (39), guru di PKBM Aditya, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat mengaku tidak masalah dengan perpanjangan masa libur ini. Selama pandemik corona ini pembelajaran dilakukan dengan sistem daring. Bahkan momen ini baginya sebagai kesempatan memperkenalkan dan membiasakan baik bagi lembaga maupun warga belajar untuk proses pembelajaran daring yang sejak awal memang akan diterapakan. “Ini memang program cakupannya nasional, kalau di Bekasi kan sudah ya, di Karawang ini baru mau uji coba,” terangnya.

Mengenai efektifitas belajar, satu sisi warga belajar yang kerap alfa dalam pertemuan setiap minggunya menjadi lebih sering mengikuti pembelajaran dengan sistem daring ini. Namun disisi lain warga belajar yang rajin menghadiri pertemuan malah bertanya-tanya kapan pembelajaran akan kembali berjalan normal. Warga belajar juga mempertanyakan dan masih menunggu kepastian pengganti UN yang belum lama ini dibatalkan. “Mudah-mudahan kondisi ini cepat berlalu,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button