HEADLINEKARAWANG

Corona Mewabah, 11.193 Hamil

Alat Kontrasepsi Sepi Peminat

KARAWANG, RAKA – Masyarakat Karawang diminta untuk menunda kehamilan selama masa pandemi corona. Hal ini karena masa-masa hamil muda imunitas cenderung menurun dan kondisi psikis yang kerap kurang terkontrol. Kondisi seperti ini membuat ibu hamil lebih rentan terpapar penyakit tak terkecuali virus corona.

Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, sejak bulan Maret hingga Mei ada 11.193 kehamilan di Kota Pangkal Perjuangan. Rinciannya, bulan Maret 3.757 kehamilan, April 3.711 kehamilan dan bulan Mei 3.725 kehamilan. Kecamatan yang paling banyak kehamilan adalah Kecamatan Klari 812 orang, disusul Karawang Barat 706 kehamilan, Karawang Timur 600 kehamilan dan Telukjambe Timur 520 kehamilan. Diketahui, Pemerintah Kabupaten Karawang menetapkan tanggap darurat wabah corona sejak bulan Maret, lalu menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar bulan Mei hingga saat ini.

Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Karawang Hj Sofiah meminta agar pasangan muda menunda dulu kehamilannya. “Khususnya PUS (pasangan usia subur) muda sadar untuk menunda dulu kehamilannya,” ucapnya saat menghadiri sosialisasi dan bakti sosial BKKBN Jawa Barat di Kantor Desa Gintungkerta, Kecamatan Klari.

Dia menyampaikan, selama pandemi ini program KB di Karawang masih berjalan meski sosialisasi mesti menerapkan protokol kesehatan. Jika sebelumnya sosialisasi dilakukan dengan mengumpulkan massa, saat pandemi ini para kader KB mendatangi langsung PUS maupun peserta KB. “Apakah itu nanti harus disuntik lagi, atau ikut KB apa, yang jelas kami sosialisasikan jangan hamil dulu di masa pandemi ini,” tegasnya.

Kabid Keluarga Berencana Solehudin menambahkan, kehamilan selama wabah virus ini bisa menyebabkan beberapa hal, termasuk penurunan daya tahan tubuh yang bisa mengakibatkan rentan terinfeksi virus corona. “Kalau bisa ketika masih dalam masa pandemi virus corona, hamil ditunda dulu. Nanti mudah-mudahan kalau masa kritis ini sudah mereda, baru boleh-boleh saja,” ucapnya.

Solehudin menyatakan sosialisasi terus dilakukan DPPKB selama kebijakan menetap di rumah ke setiap wilayah Kabupaten Karawang. Langkah ini didorong karena DPPKB mengkhawatirkan masyarakat yang sedang dalam mengandung terpapar virus corona. “Karena imun orang yang sedang hamil itu lemah, sehingga sangat rentan terpapar virus corona,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, kalau bisa saat melakukan hubungan seksual harus melalui alat atau metode kontrasepsi pil atau kondom. Tetapi yang sudah mempunyai anak dua atau tiga diharapkan tidak lagi menambah anak atau hamil. “Dan diharapkan memakai kontrasepsi motode jangka panjang seperti IUD atau implan,”jelasnya.

Sedangkan kenaikan angka kehamilan selama pandemi virus corona, kata Solehudin, mencapai satu sampai dua persen. “Kenaikan angka kehamilan saat ini wajar-wajar saja,” ujarnya.

Anggota Komisi IX DPR RI Obon Tabroni mengatakan, imbauan menunda kehamilan bukan berarti melarang untuk memiliki anak. Yang ditekankan adalah masyarakat mesti mempertimbangkan ulang resiko lain hamil di masa pandemi. Pihaknya terus melakukan sosialisasi dan kontrol pelaksanaan program BKKBN. “Dan juga dari sisi anggaran, karena mengenai kebijakan anggaran ini ada di DPR, jangan sampai karena covid melupakan hal penting, KB ini kan penting banget,” pungkasnya.

Berdasarkan data yang dimiliki DPPKB Karawang, sejak Januari hingga Mei 2020 tercatat 70.992 peserta Keluarga Berencana (KB) baru. Angka ini menurun ketimbang lima bulan pertama di tahun 2019 dengan angka peserta KB baru mencapai 103.303. (din/psn)

Related Articles

Back to top button