Penghitungan Suara Pilkades Cengkong Dihentikan
PURWASARI, RAKA – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Cengkong, Kecamatan ricuh. Hal itu diakibatkan tidak terimanya tim nomor urut 2 atas penghitungan suara sah dan tidak sah saat penghitungan suara berlangsung. Perdebatan ini membuat penghitungan suara dihentikan. Hingga pukul 20.55 WIB penghitungan belum dilanjutkan karena masih proses mediasi.
Sejak pemungutan suara, pilkades yang diikuti empat calon yaitu Ja’i, Jiwa, Santo dan Darul Fadli ini berlangsung panas, sampai ada penjagaan di setiap jalan masuk ke wilayah Cengkong. “Ngomongnya khawatir ada mengerahan massa dari desa lain untuk ikut memilih, seperti pilkades sebelumnya,” kata warga Desa Cengkong Nana Nurwenda, kepada Radar Karawang, Minggu (11/11).
Menurutnya, satu persatu mobil yang melintasi perbatasan jalan Cengkong diperiksa. Bahkan saat ia melintasi tempat pemilihan, sempat ada kerumunan massa yang mengelilingi sebuah angkot. “Dari siang juga sudah rame, makin sore makin rame, sampai proses penghitungan dihentikan,” ujarnya.
Selain itu, suasana pemilihan semakin panas saat ada pelemparan batu, botol dan barang barang lainnya ke arah panggung utama. Khawatir terjadi keributan yang semakin besar, sejumlah aparat kepolisian dan TNI juga terlihat disiagakan di TKP. “Ada polisi, TNI, mereka berjaga-jaga. Sampai sekarang (pukul 20.53 WIB), penghitungan belum dilanjutkan,” katanya.
Kasi Pemerintahan Kecamatan Purwasari, H Sahrul Hafidz menyampaikan, sejauh ini masih bisa dikendalikan, meski ada proses penghentian perhitungan. “Iyah sementara dihentikan, tapi sekarang lagi proses mediasai (pukul 20.55 WIB),” ujarnya.
Menurutnya, hal itu diakibatkan perbedaan persepsi antara calon terkait surat suara sah dan tidak sah. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, tim dari kabupaten turun langsung ke arena pemilihan. “Ada pak Wawan Sekdin di sini, mudah-mudahan segera selesai,” tambahnya.
Sementara menurut Kapolsek Purwasari Iptu Rigel, dari siang memang sudah ada persoalan. Bahkan pihaknya mengamankan angkot yang mendatangi arena pilkades. “Bukan penahanan, tapi pengamanan dari amuk masa. Karena angkot itu diketahui bukan warga Cengkong,” ujarnya. (zie)