Sertijab Kadinkes Batal di Hotel
SERTIJAB: Endang Suryadi melaksanakan serah terima jabatan dari Plt Dinkes Nanik Jodjana di aula Dinkes Karawang, Kamis (3/6). Sertijab sebelumnya mau digelar di Hotel Resinda namun tidak jadi.
Dilaksanakan di Aula Dinas Kesehatan
KARAWANG, RAKA – Setelah dilantik sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang pada Jumat (28/5) lalu, Endang Suryadi melaksanakan serah terima jabatan dari Plt Dinkes Nanik Jodjana di Aula Dinkes Karawang, Kamis (3/6).
Dalam kegiatan setijab tersebut, Nanik Jodjana yang sebelumnya menjadi Plt Kepala Dinkes Karawang mengatakan, sertijab ini seharusnya dilaksanakan pada hari Senin (31/5) kemarin. Namun karena masih banyak agenda sehingga sertijab baru bisa dilaksanakan.
Nanik mengatakan, pekerjaan rumah (PR) Dinkes Karawang masih banyak. Selain masalah covid 19, stunting, DBD, dan vaksinasi juga menjadi PR yang harus menjadi perhatian dari dinas kesehatan. Nanik menyebutkan, covid 19 saat ini bukan melandai. Tetapi pencatatannya kurang bagus sehingga kedepan perlu ditingkatkan lagi dalam proses pencatatan dan pendataan. “Antigen sudah dianggap positif tapi jarang yang mendata,” kata Nanik dalam kesempatan sertijab.
Diakui Nanik, awalnya sertijab ini akan dilaksanakan di Hotel Resinda, dia beralasan ruangan aula Dinkes tidak memadai. Namun pada akhirnya, dia tetap menggunakan aula Dinkes. “Oh iya awalnya mau di Resinda, bukan karena ingin mewah, tetapi karena aula Dinkes kecil. Tapi kemudian tetap dilaksanakan di aula karena dirasa cukup,” kilahnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinkes Karawang Endang Suryadi mengatakan, PR yang paling utama ialah pandemi Covid-19. Karena menurutnya pandemi covid ini belum selesai. Pada awal Mei lalu, jika dilihat dari jumlah pasien, Covid-19 ini sudah menurun. Tetapi pasca lebaran, angka pasien kembali meningkat. Hal ini disebabkan karena tradisi masyarakat untuk mudik sulit untuk dicegah walaupun sudah dilakukan penyekatan. “Awal Mei itu di RSUD jumlah pasien (corona) hanya 7 orang,” katanya kepada Radar Karawang.
Endang mengatakan, penambahan pasien terjadi pada bulan Juni. Ada peningkatan lebih dari 100 persen jika dilihat dari jumlah pasien. Pada akhir bulan Juni juga diprediksi oleh Satgas Pusat merupakan puncak Covid-19. “Tanggal 13 Mei itu ditambah sebulan jadi 13 Juni. Dari sebulan itu ada masa inkubasi 14 hari. Jadi puncaknya itu akhir Juni,” tuturnya.
Endang juga mengatakan, covid-19 bukan hilang. Tetapi menurunnya pandemi Covid-19 ini kemungkinan karena tracing dan testingnya yang berkurang. Untuk itu, kedepannya pihaknya akan lebih meningkatkan tracing dan juga memaksimalkan vaksinasi terhadap lansia yang saat ini belum optimal. “Jangan sampai kita seperti di India dan di Malaysia. Strateginya tracingnya harus dikejar lagi jangan kendor,” pungkasnya. (nce)