HEADLINE

Sekolah Daring, Emak-emak Ngeluh, Anak Malah Sering Main Game Online

PURWASARI, RAKA – Pembelajaran anak-anak sekolah dasar sampai menengah kembali dilakukan secara daring. Hal ini membuat para orang tua siswa mengeluh, karena anaknya sering bermain game online.
Lilis (39) warga Desa Mekarjaya, Kecamatan Purwasari, mengatakan liburnya sekolah membuat anaknya sering kecanduan bermain game di handphone, atau bermain playstation bersama temannya. “Libur sekolah tuh bingung, anak-anak susah untuk belajar, mereka lebih memilih bermain handphone,” katanya kepada Radar Karawang.
Ia menambahkan, selama proses belajar daring atau secara online, para orangtua dibuat pusing dengan kelakuan anaknya yang masih sekolah. “Pusing ke kita nya sih, jadi kita juga ikut ngerjain tugasnya,” tambahnya.
Ibu dua anak ini pun keherananan dengan kebijakan pemerintah saat ini, yang menutup kegiatan belajar di sekolah walaupun anaknya sudah divaksinasi untuk yang kedua kalinya. “Anak saya kan sudah divaksin kedua, tapi tetap aja belajar online,” tuturnya.
Senada dengan Diah, Pupu Pujiawati (43) warga Desa Cengkong pun menceritakan, selama pandemi corona dengan belajar secara daring, membuat dirinya suka darah tinggi karena kelakuan anaknya yang sudah sekolah di tingkat menengah pertama. “Anak saya ini kalau sekolah online sering bergadang main game sama teman-temanya, jadi tiap pagi harus marah-marah dulu supaya dia mau bangun pagi,” keluhannya.
Fahmi, siswa yang masih duduk di sekolah dasar di Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, mengatakan, sudah bosan dengan kondisi kegiatan belajar mengajar selama masa pandemi virus corona. Sebab, pembelajaran tidak dilaksanakan secara tatap muka langsung, melain dengan pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan (daring). “Jenuh kalau belajar terus di rumah,” ujarnya.
Selain itu, masih dikatakannya, untuk kegiatan belajarnya pun tidak efektif dan tidak bisa mencerna materi yang sampaikan oleh guru dengan maksimal. “Gak masuk ilmunya juga, malah tambah pusing,” tuturnya.
Akibatnya, pelajar yang berumur 10 tahun itu, lebih memilih main games bersama teman seusinya untuk menghilangkan rasa jenuh. “Kalau belajar di sekolah lagi mah, aku semangat belajarnya juga,” ungkapnya.
Zihad, teman sekelas Fahmi mengaku, selama pembelajaran dialihkan di rumah, lebih banyak digunakan waktu untuk bermain dari pada belajar. “Soalnya, belajarnya juga gak rame, gak di sekolah. Yaudah, mendingan main games aja,” akunya. (cr8)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button