EkraP Asah Kreativitas Warga, Sulap Eceng Gondok Jadi Rupiah
PURWAKARTA, RAKA – Banyaknya eceng gondok yang menutupi permukaan Waduk Jatiluhur, mendorong Komunitas Pencinta Alam Sukasari (Kompas) bersama Eceng Kreasi Purwakarta (EkraP) menggelar pelatihan pemanfaatan eceng gondok menjadi produk kerajinan berbasis ekonomi kreatif di Kampung Tanjung Putri, Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari.
Pembina Kompas Mochamad Aripin mengatakan, diadakan pelatihan tersebut untuk memberdayakan usaha mikro yang kreatif, dan berwawasan luas dan memanfaatkan bahan baku eceng gondok yang melimpah menjadi kerajinan yang bernilai. “Serta bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia usaha mikro, meningkatkan pengetahuan peserta tentang pemanfaatan enceng gondok, menemukan motivasi baru sehingga mampu menambah wawasan usaha bersama,” ucap pria yang akrab disapa Kang Ipin itu.
Dia berharap, pelatihan ini membuat masyarakat bisa kreatif, khususnya peserta pelatihan bisa memanfaatkan enceng gondok yang ada di Waduk Jatiluhur dengan dibuat kerajinan sehingga bisa mendatangkan rezeki. “Enceng gondok jika diolah sedemikian rupa dapat membawa berkah tersendiri, dengan bentuk seni anyaman yang variatif dan bernilai tinggi. Selain bisa menghasilkan uang sekaligus bisa membersihkan Waduk Jatiluhur dari enceng gondok,” ujarnya.
Terpisah, Founder EkraP Tanissa Puti Rahmadiva mengatakan, kegiatan ini bertemakan ‘Mengubah Eceng Gondok Menjadi Dollar’ yang dipandu oleh perajian handal bernama Irsad Irawan. Dalam pelatihan tersebut, kata Tanissa, berbagai teknik menganyam, serta tips dan trik agar menghasilkan produk kerajinan eceng gondok yang berkualitas seperti tali temali eceng gondok, placemet/tatakan, tempat tisu, vas bunga, topi, tas, dan lain sebagainya. “EkraP hadir sebagai wadah bagi pemuda-pemudi serta masyarakat Purwakarta, untuk menuangkan kreativitasnya dengan mengolah eceng gondok menjadi produk yang bernilai, salah satunya menjadi produk kerajinan,” jelas wanita yang terpilih sebagai mojang Purwakarta 2021.
Maka dari itu, sambu Tanissa, dirinya berinisiatif untuk membuat acara pelatihan pemanfaatan eceng gondok menjadi produk kerajian berkolaborasi dengan Kompas yang dilaksanakan gratis tanpa dipungut biaya apapun. “Pelatihan yang sebelumnya dilakukan secara personal kepada masyarakat terdekat. Sekarang dalam jumlah yang lebih besar, peserta sekitar 30 orang lebih yang terdiri dari usia produktif,” ujarnya.
Tujuannya, kata Tanissa, agar masyarakat dilatih mandiri dan berkarya ditengah harga yang sedang meroket. “Dengan berkarya sehingga masyarakat dapat berdaya, setelah berdaya masyarakat dapat saling membantu satu sama lain sehingga masyarakat dapat berjaya,” jelas Tanissa. (gan)