Pelajar Kota Dilarang Berkendara
KARAWANG, RAKA – Seharusnya ada larangan bagi pelajar mengendarai motor atau mobil. Selain belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), mereka juga belum cukup umur untuk berkendara.
Namun, banyak alasan yang dikemukakan hingga akhirnya orangtua membiarkan anaknya mengendarai motor ke sekolah. Bahkan, pihak sekolah pun membiarkan hal itu. Setali tiga uang, Pemerintah Kabupaten Karawang juga bersikap lembak serta acuh dengan fenomena ini.
Alhasil, setiap operasi zebra dilakukan Polres Karawang, terungkap pelanggar lalu lintas terbanyak adalah pelajar. “Pelanggaran didominasi remaja yang tidak melengkapi surat-surat kendaraan, dan itu terjadi di Karawang,” ujar Kasat Lantas Polres Karawang AKP Arman Sahti kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, sebagai penegak perturan lalu lintas sudah mewanti-wanti kepada masyarakat Karawang, jangan memfasilitasi motor anak di bawah umur untuk meminimalisir angka kecelakaan. “Ya karena banyaknya tidak melengkapi surat, makanya kita tindak. Siapapun dan kapanpun,” paparnya.
Diteruskannya, pengendara yang terjadi kebanyakan akibat tidak mempunyai SIM, tidak memakai helm serta tidak memperhatikan kelengkapan kendaraan bermotor saat berkendara. “Siang malam kita akan tindak, selagi pelanggaran itu masih ada,” katanya.
Arman, mengimbau kepada masyarakat, khususnya pengguna jalan agar bisa melengkapi surat kendaraan, sehingga bisa lebih tertib saat menggunakan kendaraan di jalanan. “Kita akan terus menyisir pelanggaran, termasuk pengendara yang berada di bawah umur,” terangnya.
Joko (16) siswa kelas X di salah satu SMA negeri di Karawang mengaku, lebih nyaman mengendarai motor ke sekolah dibanding naik angkutan umum. “Naik motor lebih cepat sampai ke sekolah, kalau naik angkot lama. Suka ngetem,” tuturnya.
Ia mengaku difasilitasi motor oleh orangtua karena dianggap sudah mahir berkendara, meski dia belum memiliki SIM. “Orangtua sudah mengizinkan kok. Kalau kena tilang, tinggal bilang orangtua,” ujarnya. (apk)
