PURWAKARTA, RAKA – Menindaklanjuti surat imbauan Sekretaris Daerah (Sekda) Purwakarta tentang antisipasi musim penghujan tahun 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta menggelar edukasi kebencanaan bagi anak-anak sekolah. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk outing class yang disambut baik oleh sejumlah sekolah di wilayah Purwakarta.
Kegiatan outing class tersebut diharapkan mampu menjadi upaya pencegahan bencana sejak dini. Pihak BPBD menilai edukasi ini penting agar generasi muda memahami potensi risiko bencana, khususnya bencana alam, sekaligus mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan.
Pada Selasa dan Rabu (16–17 September 2025), BPBD Purwakarta menerima kunjungan outing class dari siswa-siswi TK Plus Roudhoh Purwakarta. Sebanyak 140 anak bersama 9 guru pendamping ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung di kantor BPBD Purwakarta.
Dalam kegiatan tersebut, anak-anak diperkenalkan dengan berbagai jenis bencana, potensi ancaman, serta cara melakukan mitigasi. Mereka juga diajarkan bagaimana melakukan evakuasi diri dengan benar jika suatu saat menghadapi situasi bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purwakarta, Heryadi Erlan, menjelaskan bahwa kegiatan outing class ini sifatnya menyesuaikan dengan permintaan sekolah.
“Program ini akan kami fasilitasi jika ada permohonan dari pihak sekolah. Kami ingin memberikan edukasi kebencanaan sejak usia dini agar anak-anak lebih siap menghadapi ancaman bencana,” ujar pria yang akrab disapa Abah Erlan tersebut pada Rabu (17/8).
Menurut Abah Erlan, edukasi semacam ini memiliki dampak positif bagi anak-anak. Ia menekankan bahwa pemahaman sejak dini dapat membantu mereka melakukan tindakan evakuasi mandiri dengan tepat dan cepat ketika terjadi bencana.
“Tujuannya sederhana, supaya anak-anak tidak panik ketika menghadapi kondisi darurat. Mereka sudah tahu langkah apa yang harus dilakukan, sehingga risiko dan dampak dari bencana bisa diminimalisir,” kata Abah Erlan menambahkan.
BPBD Purwakarta berharap kegiatan outing class ini bisa menjadi agenda rutin yang melibatkan lebih banyak sekolah. Dengan begitu, edukasi kebencanaan tidak hanya menjadi pengetahuan semata, tetapi juga membentuk kesadaran kolektif untuk lebih tanggap dalam menghadapi potensi bencana. (adv)
