
RadarKarawang.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) bereaksi setelah ada dugaan adanya keterlambatan penanganan pasien di RSUD Karawang.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Karawang Endang Suryadi menyatakan, pihaknya masih menunggu hasil audit internal dari pihak rumah sakit sebelum memberikan tanggapan resmi.
“Saya sudah mendengar informasi itu dari berbagai sumber, termasuk media sosial seperti TikTok dan grup-grup diskusi.
Bahkan Direktur RSUD dr. Alam juga sudah menyampaikan kronologinya secara lisan. Tapi kami belum bisa menyimpulkan karena masih menunggu laporan audit medis internal dari komite medik rumah sakit,” ujar Endang saat ditemui wartawan, Rabu (7/5).
Menurutnya, audit internal yang dilakukan oleh komite medik sangat penting untuk mengetahui secara objektif apakah benar terjadi keterlambatan atau miskomunikasi dalam penanganan pasien.
Komite medik sendiri merupakan lembaga internal di rumah sakit yang bertugas mengawasi aspek medis dan memastikan pelayanan sesuai dengan standar profesi.
“Sampai pagi tadi audit masih berlangsung dan hasilnya belum saya terima. Jadi saya belum bisa menyampaikan penilaian pasti. Kita harus menunggu hasil resmi dari komite medik,” tambahnya.
Endang juga menegaskan bahwa bukan hanya RSUD Karawang yang menjadi perhatian, tetapi juga RS Fikri yang disebut-sebut dalam kasus serupa. Namun, ia mengaku belum sempat bertemu langsung dengan komite medik dari RS tersebut.
“Baik di RSUD maupun RS Fikri, semua punya komite medik. Tapi saya belum menerima laporan resmi dari keduanya,” jelasnya.
Menanggapi situasi ini, Kementerian Kesehatan RI pun disebut sudah memberikan perhatian khusus. Endang menyebut bahwa jika diperlukan, Kemenkes akan turun langsung untuk melakukan evaluasi dan klarifikasi.
Baca juga: Rujukan Pasien Ugal-ugalan, IGD RSUD Overload
“Dari Kemenkes sudah memberi sinyal untuk turut memantau. Jika memang dibutuhkan, mereka siap turun langsung,” tutup Endang.
Pengamat kebijakan pemerintah, Asep Agustian sangat mengapresiasi kepada Edwin (28) yang merupakan seorang calon ayah yang begitu berani menyampaikan unek-unek dengan suaranya dengan lantang, terlepas salah atau pun benar karena bukan di pengadilan, sehingga dapat meluapkan kekecewaannya.
“Hasilnya viral atas kekecewaannya terhadap sebuah pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang. Dalam hal ini, saya minta disegerakan agar rumah sakit melakukan konferensi pers agar tidak terus-terusan berita ini mengembang,” katanya, Rabu (7/5).
“Pada saat memang meninggal kan kita harus tahu rekam medisnya seperti apa. Ingat, kepada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang jangan sampai bicara meninggal akibat takdir,” tegasnya.
Disampaikannya, terkait masalah ini, sebaiknya Edwin tidak harus meminta-minta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk menyelesaikan masalah tersebut, karena Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang dirasa sangat sangkup. “Saya rasa Edwin tinggal bertemu dengan bupati kemudian menyampaikan pemasalahannya,” ujarnya.
Dijelaskannya, pelayanan yang buruk dan adanya dikriminasi terhadap masyarakat miskin bukan hanya terjadi di RSUD Kabupaten Karawang saja, namun terjadi di rumah sakit lainnya yang ada di Karawang, baik swasta maupun pemerintah.
Namun, jika ada rumah sakit yang tersinggung dengan pernyataannya dipersilahkan untuk mendatanginya, karena dirinya mempunyai semua bukti.
“Jadi tolonglah kepada rumah sakit ini. Mau pemerintah atau pun yang swasta. Orang sakit itu sama mempunyai hak ingin sehat. Nah, si orang tersebut datang ke rumah sakit, maka untuk mendapatkan hak yang sama dan tidak ada perbedaan,” paparnya.
Menurutnya, RSDU Karawang notabennya adalah rumah sakit pemerintah dan dibantu oleh pemerintah, dan pegawainya pun digaji oleh pemerintah dari uang rakyat sehingga seharusnya melayani masyarakat dengan baik.
Direktur RSUD Kabupaten Karawang merupakan orang Karawang, seharusnya dia mengetahui kultur masyarakat Karawang.
“Bukan berarti saya memprioritaskan orang Karawang. Mau orang manapun dia yang tinggal di Kabupaten Karawang dan berobat ke rumah sakit pemerintah maupun swasta harus dilayani dengan baik dan gercep.
Jangan sampai pelayanan yang baik hanya diberikan kepada orang yang kenal, orang yang punya duit dan orang yang punya jabatan,” ungkapnya.
Tonton juga: Bapak Pendidikan Hanya Punya Ijazah SD
Disampaikannya juga, karena RSUD Karawang merupakan rumah sakit pemerintah yang sudah diberikan kelengkapan yang sangat baik, maka harus dipergunakan sebaik mungkin, jangan sampai ada dokter yang bermales-malesan dan berleha-hela.
“Jika tugasnya 24 jam, maka tidak boleh ada yang namanya tertinggal gitu atau ada supirnya molor. Semua pelayanan ini harus diperbaiki, karena kalian itu dibayar dengan uang rakyat,”tutupnya. (uty/zal)