KARAWANG, RAKA – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Karawang pekan kemarin rela terbang ke Batam untuk belajar pelayanan perizinan. Di kota tersebut, ada salah satu mal yang isinya pelayanan perizinan. Hanya saja, dari jumlah pemohon perizinan, di kota tersebut lebih sedikit dari Karawang.
Kepala Bidang Pelayanan Perizinan Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial DPMPTSP Karawang Iwan Ridwan F menyampaikan, ada yang membuatnya tertarik untuk melakukan studi banding ke Batam. Daerah tersebut dinilainya program pelayanannya selangkah lebih maju yaitu memusatkan pelayanan perizinan pada satu tempat yang dinamakan Mal Pelayanan. “Di situ, semua pelayanan perizinan dipusatkan di satu tempat, sehingga pelayanan bisa lebih maksimal,” katanya kepada Radar Karawang, Kamis (25/10) di ruang kerjanya.
Hanya saja, diakuinya, pelayanan perizinan di Batam tidak begitu ramai karena jumlah penduduknya lebih sedikit dibanding dengan Karawang. “Kalau di sini cukup padat juga, kita studi banding ke wilayah tertentu jumlah penduduk dengan yang izin yang masuk itu hanya sedikit, beda dengan di sini, izin banyak karena masyarakatnya juga banyak,” paparnya.
Saat ini, tambah Iwan, permohonan surat izin usaha perdagangan (SIUP), tanda daftar perusahaan (TDP) dan izin praktek lapangan menjadi izin yang paling banyak diajukan ke kantornya. “Di sini ada sekitar 141 izin di bagian saya, yang paling banyak izinnya di SIUP, TDP dan izin praktek dokter bidan,” ujarnya.
Iwan melanjutkan, dalam satu hari tidak kurang dari 50 pemohon yang akan melakukan permohonan dari berbagai izin yang disampaikan. “Izin didominasi oleh 3 itu. Per hari sampai 60- 70 pemohon,” tambahnya.
Diteruskannya, bagi masyarakat yang akan melakukan permohonan izin cukup dengan membawa persyaratan yang diperlukan dan mengisi formulir serta datang langsung pemohon ke kantor DPMPTSP Karawang. “Pengajuan izin tidak ada biaya, tapi ada juga biaya jika izin yang mohonannya ada retribusi seperti reklame,” katanya. (apk)
