Harga Perahu Rp25 Juta, Dikerjakan 1,5 Bulan

CILAMAYA WETAN, RAKA – Mencari ikan di laut ternyata tidak lebih sulit dari membuat perahu nelayan. Seorang perajin membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk mengerjakan perahu.
Di Dusun Tangkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, para perajin menggunakan kayu jati sebagai bahan perahu sepanjang 5,5 meter, lebar 2,2 meter dan dijual Rp25 juta per unit.
Tasmin (42), seorang perajin perahu mengatakan, proses pembuatan dalam menyelesaikan satu unit perahu tradisional jenis cengkok membutuhkan waktu 1,5 bulan, itu pun tergantung cuaca. Jika cuaca tak mendukung, proses pekerjaan bisa lebih lambat. “Untuk satu tahun bisa lah menghasilkan 10 unit perahu tradisional,” pungkasnya.
Perahu yang mempunyai panjang 5,5 meter, lebar 2,2 meter, dijual Rp25 juta per unit. Itu belum termasuk mesin dan kelengkapan lainnya. Menurutnya harga tersebut terbilang murah, karena kayu yang digunakan adalah jati yang bisa bertahan kurang lebih 12 tahun di lautan. “Kalau mau pesen perahu full set sama mesin, kisaran Rp35 jutaan,” ucapnya.
Dia sudah merakit dan membentuk kayu jati jadi perahu sejak 1980-an. Menurutnya, perajin yang mempunyai modal akan terus memproduksi perahu. Saat ini, perahu tradisional masih menjadi primadona para nelayan sebagai penunjang pekerjaannya. Perahu jenis cengkokan buah tangannya ini, dinilai masih layak digunakan mencari ikan atau rajungan di tengah laut. “Perahu jenis cengkok ini biasa digunakan nelayan untuk mencari udang, rajungan, dan ikan pun bisa,” katanya.
Meski perahu motor sudah ada, perajin perahu tradisional ingin meyakinkan nelayan setempat, jika perahu tradisional dinilai lebih layak digunakan untuk melaut. Terlebih dengan perbedaan harga perahu motor yang terlampau jauh. Lebih lanjut, kata Tasmin, perajin perahu tradisional bukan hanya di Dusun Tengkolak ini saja, ada juga dari Pasirputih, Ciparage, dan pantai lainnya. “Ini juga perahu pesanan orang Indramayu,” ujarnya.(rok)