Pemkab Usulkan 2.500 Formasi PPPK
KARAWANG, RAKA – Pemerintah Kabupaten Karawang masih kekurangan banyak tenaga kontrak untuk mengisi berbagai formasi. Kabid Pengadaan dan Pemberhentian ASN Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Karawang Taopik Maulana mengatakan, seluruh rangkaian seleksi formasi tahun 2021 sudah selesai dan berjalan dengan baik. Sebanyak 435 guru yang dinyatakan lolos pada seleksi tahap I dan tahap II sudah mendapatkan SK. “Alhamdulillah seluruh rangkaian seleksi formasi 2021 sudah selasai dan berjalan lancar. Lega rasanya. Penekanan yang ingin kami sampaikan adalah seluruh proses ini semuanya gratis dan tidak dipungut biaya. Tidak ada titip menitip, semua lulus karena kemampuan masing- masing,” ujarnya kepada Radar Karawang.
Taopik mengatakan, kebutuhan guru di Kabupaten Karawang sangat banyak. Oleh karena itu, meski sudah ada penambahan 435 yang lulus PPPK guru, di Karawang masih kekurangan sekitar 3.000 guru. Sementara formasi kosong untuk guru hanya sekitar 60. Yang akan dilaksanakan di tahap III. “Kita masih kekurangan guru, kebutuhan kita sekitar 3000an, sementara kita masih punya formasi kosong untuk guru sebanyak 60, seleksinya akan dilaksanakan pada tahap 3 tapi belum ada info,” jelasnya.
Taopik menambahkan, pada tahun 2022 ini pihaknya telah mengusulkan sebanyak 2500 formasi. Sebanyak 1.800 diantaranya untuk formasi guru dan 700 untuk PPPK lainnya. Ketum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan, saat ini Indonesia sudah darurat guru ASN terutama PNS. Sementara itu, rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang dialokasikan 1 juta orang belum terpenuhi dua tahun ini. “Pemerintah jangan mengulur-ulur pengangkatan guru honorer menjadi ASN,. Seleksi PPPK 2022 jangan diulur-ulur lagi,” katanya.
Dia menyebutkan hal tersebut merupakan salah satu hasil rapat koordinasi nasional PB PGRI pada 28 Juli. PGRI mengingatkan pemerintah peningkatan kualitas sumber daya manusia memerlukan peran penting dunia pendidikan. Guru berperan sangat strategis dan sentral dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Profesi ini sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Peran guru dalam mendidik anak bangsa tidak akan pernah tergantikan dengan mesin secanggih apa pun,” tegasnya.
Hal tersebut menurut Unifah, sudah terbukti ketika pandemi Covid-19 menghantam dunia pendidikan. Guru dan siswa belajar dari rumah dengan pembelajaran jarak jauh selama hampir dua tahun. Dia memaparkan Indonesia mengalami darurat kekurangan guru. Hal itu bisa dilihat berdasarkan data yang pernah dirilis dalam RDP Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudistek) tahun 2021 bahwa guru saat ini berjumlah 2.735.784. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.226.460 merupakan guru PNS dan 1.509.324 bukan merupakan guru PNS. Khusus untuk sekolah negeri jumlah guru adalah 2.063.230 terdiri dari 1.236.112 (60%) guru PNS, 742.459 (36%) guru non-PNS, 63.264 (3%) guru CPNS, dan 34.954 (1%) guru PPPK. Jumlah itu kata Unifah, masih kurang dari kebutuhan seharusnya jumlah guru di sekolah negeri yang seharusnya berjumlah 2.268.716. Artinya, masih terjadi defisit guru sejumlah 947.945. Kondisi tersebut makin diperparah jika memprediksi jumlah guru yang pensiun antara 2022 sampai 2024 ini diperkirakan mencapai 222.081 guru dengan rata-rata 74.027 guru yang pensiun setiap tahunnya. Belum lagi melihat kemungkinan guru-guru mengalami mutasi, bahkan wafat sebelum masuk usia pensiun membuat laju penurunan guru semakin menunjukan disparitas jumlah dan penyebaran yang kurang merata di seluruh Indonesia. “Jika ketersediaan guru mengalami kelambatan, bahkan tidak terpenuhi, maka bisa dipastikan akan terjadi stagnasi kualitas pendidikan di Indonesia,” tegas Unifah Rosyidi. (nce/jp)