
Diriwayatkan dari Ibnu Sihab (dimana) telah menginformasikan padaku Anas bin Malik ra., bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya. (HR. Bukhari)
Silaturahmi dalam hadis di atas berdampak positif, yaitu memperluas rezeki dan memperpanjang sisa umur, rezeki kita akan berkah, yaitu bertambah dengan adanya jalinan kekerabatan. Rezeki seseorang memang sudah ditentukan masing-masing, namun ketika masing-masing tersebut berkumpul, maka akan menjadi banyak dan mudah tersalurkan hak orang lain yang ada dalam banyak rezeki tersebut. Silaturrahim merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia, mudah, dan membawa berkah. Kaum muslimin sudah semestinya tidak melalaikan dalam melaksanakan ibadah ini. Sebab, silaturrahim adalah ibadah yang paling indah dan berhubungan dengan sesama manusia, sehingga dalam melaksanakannya hanya butuh meluangkan sedikit waktu yang dimiliki. Sebagai ibadah yang termasuk akhlak mulia, silaturrahim terdapat beberapa manfaat, di antaranya adalah diluaskan rizki dan dipanjangkan umur.
Selain memiliki manfaat dari segi sosial untuk saling mengenal dan mendekatkan keluarga besar, bersilaturahmi dan berkumpul bersama keluarga juga memiliki banyak sekali manfaat buat para lansia (lanjut usia). Lansia sebagai senior di dalam sebuah keluarga nyatanya juga sangat menantikan momen silaturahmi dan berkumpul dengan keluarga. Bukan tanpa alasan, kehidupan lansia rentan kesepian. Datangnya sanak keluarga untuk berkumpul bersama tentu menjadi hal yang membahagiakan bagi mereka.
Berikut adalah beberapa manfaat silaturahmi bagi usia tua. Hubungan lansia dengan keluarga akan meningkatkan kualitas hidup lansia serta meningkatkan angka harapan hidup mereka. Bahkan pada penderita demensia sekalipun, kehadiran keluarga dalam hidup lansia dapat memperpanjang sekaligus meningkatkan kualitas hidup di sisa-sisa usia mereka. Meningkatnya sistem imunitas lansia. Lansia yang terkoneksi secara sosial, baik dengan lingkungan sekitar maupun keluarga, cenderung memiliki sistem imunitas yang lebih baik. Hal ini penting bagi lansia, sebab umumnya lansia cenderung memiliki sistem imunitas yang lemah dibandingkan usia dewasa lainnya.
Meningkatkan kesehatan mental lansia. Lansia yang dekat dengan keluarga mereka akan cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Dengan adanya interaksi yang baik serta perhatian yang diberikan kepada lansia akan mengurangi perasaan depresi maupun kesepian. Meningkatkan kesehatan otak. Lansia yang terkoneksi secara sosial dengan lingkungan dan keluarga mereka akan memiliki keuntungan berupa peningkatan kesehatan otak mereka. Lansia yang bahagia dan terlibat aktif dalam kehidupan sosial cenderung mengalami peningkatan kemampuan mengingat serta berpikir.
Kehadiran keluarga juga meningkatkan ‘value’ diri lansia. Adanya keluarga dalam hidup lansia membantu lansia untuk merasakan dukungan emosional yang diberikan keluarga, membantu lansia dalam menilai positif diri mereka sendiri, memberikan perasaan bahwa mereka adalah bagian dari sebuah keluarga, tidak sendirian, perasaan diterima, dan dukungan lain seperti pemberian informasi yang dibutuhkan lansia maupun dukungan finansial. (psn)