
KARAWANG, RAKA- Harga kacang kedelai tinggi di pasaran serta masih ketergantung impor, Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Ketahanan Pangan Muhammad Mardiono dorong agar para petani menanam kacang kedelai di sela-sela lahan sawahnya.
Disampaikannya, dulu tradisi petani yang berada di wilayah pedesaan sangatlah mandiri. Seingatnya dulu petani saat memasuki musim tanam di sela-sela galengan sawah ditanami juga kedelai. “Ya, sehingga nanti dapat mengasilkan kedelai dan sebagainya. Nantinya menjadi nilai tambah. Dan ini akan terus kita hidupkan,” katanya, kepada Radar Karawang, Sabtu (27/4).
Baca Juga : Bentuk Kelompok UMKM Berantas Lintah Darat
Menurutnya, Indonesia masih ketergangtungan impor kedelai dari negara luar sehingga ini menyangkut kepastian pasar bagi para petani. Para petani ingin menanam kedelai tetapi ada harapan dan kepastian hasilnya dibeli.
“Ya karena hasilnya murah dan akhirnya dipakai lagi untuk modal tidak cukup, akhirnya petani juga tidak mau nanam lagi. Kalau petani tidak mau nanam akhirnya kita harus impor lagi dari negara luar,” paparnya.
Tonton Juga : SHIN TAE YONG, MEMILIH JADI HUMAS POLISI
Disampaikannya, kedelai yang masuk ke Indonesia sebagaian besar diimpor dari Eropa. Kedelai dari Rusia dan Ukraina, karena kedua negara tersebut sedang berperang sehingga harga menjadi mahal karena biaya logistiknya semakin tinggi.
“Jadi kita harus menyadarkan petani. Ayo kita nanama, lalu dari pemerintah akan memberikan bantuan apa, apakah dari sisi bibit. Mari kita bersama-sama karena soal produksi pangan tidak mungkin diprokduksi oleh negara,” ungkapnya.
“Jadi masyarakat harus memproduksi sendiri. Kemudian masyarakat yang memfasilitasi supaya mencapai pada pengendalian pangan. Semua negara martabat yang paling utama adalah kemandirian pangan. Kalau suata negara pangannya mandiri negara itu akan menjadi negera yang bermartabat,” tutupnya. (zal)