Karawang
Trending

Mahasiswa FISIP Unsika Sabet Juara 1 Film Dokumenter Internasional

radarkarawang.id – Kreatifitas bukan saja datang dari dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Itulah yang dilakukan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Angkat mitos Kampung Salapan, mahasiswa FISIP Unsika sabet juara 1 film dokumenter internasional.

FISIP Unsika menggagas pembuatan film dokumenter berjudul “Nine Village: Kampung Salapan”, dan mampu mengalahkan karya dari negara lain, seperti film dokumenter berjudul “Oh My French!” dan “Tambara” di ajang kompetisi Short Films Festival Languages and Cultures (FLC) 2025 yang diselenggarakan oleh Universiti Teknologi Malaysia (UTM).

Baca Juga : Polisi Periksa Kepala Perawat RS Permata Keluarga

Selain mampu meraih juara 1, film ini juga telah membawa cerita kearifan lokal Kabupaten Karawang ke masyarakat global. Film dokumenter ini memberikan wawasan budaya unik, yang jarang ada di negara-negara lain.

Dekan FISIP Unsika Mayasari mengatakan, prestasi ini bermula dari adanya undangan dari pihak UTM untuk mengikuti kompetisi tersebut. Karena itu, Mayasari meminta dosen sinematografi untuk mendampingi mahasiswa untuk memproduksi film tentang Kampung Salapan. Agar produksi film dokumenter berjalan lancar, kata Mayasari, FISIP Unsika mendukung pendanaan produksi hingga menyiapkan alat-alat sinematografi untuk digunakan para mahasiswa.

“Dan alhamdulillah kita (FISIP Unsika), bisa menang. Ini bukan saja membanggakan institusi saja, tetapi juga yang kita bawa ini adalah salah satu kearifan lokal Indonesia,” ujarnya, Rabu (21/05).

Menurut Mayasari, proyek pembuatan film dokumenter ini bisa menjadi inspirasi bagi pengembangan potensi mahasiswa FISIP Unsika. Terlebih, ujarnya, FISIP Unsika sudah mulai memberlakukan pengganti tugas akhir skripsi dengan proyek berdampak, seperti juara 1 di ajang internasional.

“Saat ini kita sudah memberlakukan pengganti tugas akhir pembuatan skripsi dengan proyek dan luaran yang berdampak bagi masyarakat dan memiliki prestasi di kompetisi,” ujarnya.

Tonton Juga : PELAJAR TUKANG TAWURAN, WAJIB MILITER

Mayasari berharap dengan prestasi kejuaran internasional ini, mahasiswa FISIP Unsika bisa lebih semangat lagi dalam menghasilkan karya yang terbaik dan bermanfaat. Dengan begitu, para mahasiswa bisa membuat tugas akhir, selain dalam bentuk skripsi.

“Proyek seperti film dokumenter yang mendapat penghargaan internasional ini, sedang lagi kita kembangkan di kegiatan dan proyek mahasiswa lain, untuk bisa nantinya menjadi pengganti tugas akhir skripsi di FISIP Unsika,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Festival Languages and Cultures (FLC) merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Universiti Teknologi Malaysia (UTM) untuk merayakan keberagaman budaya dan kreativitas mahasiswa internasional. Salah satu ajang yang dilombakan tahun 2025 adalah kompetisi film pendek, salah satu kategori yang paling bergengsi dan menjadi perhatian publik. (asy)

Related Articles

Back to top button