HEADLINE
Trending

Pangkalan dan Tegalwaru Terisolir

Imbas Jembatan Cicangor Amblas

KARAWANG,RAKA- Jembatan Cicingor, di Jalan Badami-Loji, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan amblas, Senin (3/3) malam.

Kejadian ini, memutus akses warga di wilayah Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Tegalwaru menuju Karawang Kota. Warga yang ingin pergi ke arah Karawang kota mesti memutar arah ke arah Karangkitri, Bekasi.

Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Cibeet menyebabkan Kecamatan Pangkalan, Karawang mendapatkan kiriman air dalam skala besar.

Air kiriman dari Jonggol, Cariu, Bogor, dan Cianjur membuat empat desa di Pangkalan, Tamanmekar, Tamansari, Ciptasari, dan Mulangsari terisolasi. Selain banjir setinggi 2 meter, jembatan utama di Jalan Loji juga ambles, kondisi ini memutus akses yang menghubungkan Karawang dengan Bogor, Cianjur, dan Purwakarta.

Camat Pangkalan Rully Sutrisna, mengatakan bahwa sejak pukul 02.00 dini hari, ia bersama Wakil Bupati Karawang, Kepala Bappeda, dan Kepala BPBD Karawang sudah memantau kondisi jembatan ambles. Saat itu, hujan gerimis dan air belum naik.

“Kami pulang untuk sahur, tapi sekitar jam 3 pagi, masyarakat mulai melaporkan kalau air naik,” ungkap Rully, Selasa (4/3).

Banjir ini bukan kali pertama terjadi, menurut Rully, ia menyebut bahwa setiap kali hujan deras mengguyur Jonggol, Cariu, Bogor, dan Cianjur, wilayah Pangkalan hampir pasti menerima limpahan air.

“Meskipun di sini cuacanya cerah, kalau di hulu hujan deras, kami tetap kebanjiran,” tambahnya.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa sepanjang Jalan Badami-Loji sepi dari lalu lintas kendaraan akibat jembatan yang amblas dan banjir yang merendam dua titik jalan dengan ketinggian hingga 2 meter.

Puluhan kendaraan, termasuk dump truck dan minibus, tampak terparkir di pinggir jalan karena akses yang terputus.

Seorang warga, Rudi A., seorang karyawan swasta menceritakan bahwa ia baru mengetahui jembatan amblas saat pulang kerja shift 3.

“Mau lewat, eh ternyata jembatannya sudah ambles dan jalannya banjir. Airnya deras juga, jadi gak bisa nyebrang. Akhirnya dari jam 7 pagi sampai sekarang jam 1 siang saya masih di SPBU ini, belum bisa pulang,” ujarnya.

Warga lainnya, Sopyan Kurniawan, menuturkan bahwa banjir juga menyebabkan pemadaman listrik sejak pukul 03.00 dini hari hingga siang hari. “Mungkin karena banyak jaringan listrik yang terendam air, jadi alirannya dimatikan,” katanya.

Banjir kali ini membuat warga harus bertahan di rumah atau mencari jalur alternatif untuk beraktivitas. Sebagian warga yang terdampak banjir tampak sibuk mengamankan barang-barang mereka agar tidak hanyut terbawa arus.

Baca Juga : Rumah Subsidi Polri, Target 100.000 Unit di 2025

Beberapa lainnya mulai membersihkan rumah dari lumpur yang terbawa banjir. Sementara itu, warga yang terjebak mencoba mencari jalan lain dengan melewati perkebunan di sekitar lokasi. Namun, jalur tersebut cukup curam dan licin akibat hujan. Mereka harus berpegangan pada dahan pohon agar tidak tergelincir.

Pemerintah sebelumnya telah menyiapkan tiga jalur alternatif, yaitu dari Cariu ke Karangkitri, dari Jonggol ke Deltamas, dan dari Tegalwaru ke Jatiluhur Ciganea yang tembus ke Purwakarta. Namun, karena beberapa ruas jalan tengah diperbaiki beberapa jalur ini juga sulit diakses, untuk kendaraan diatas roda empat.

Camat Pangkalan Rully sutrisna memperkirakan banjir akan mulai surut pada sore hari. “Biasanya siang menjelang sore mulai surut, dan ini juga sudah turun sekitar 30 cm,” ungkapnya.

Namun, dengan kondisi jembatan yang amblas dan akses jalan yang masih terendam, proses pemulihan diperkirakan akan memakan waktu lebih lama. Akibat bencana ini, aktivitas ekonomi di empat desa lumpuh total.

Bahkan, rombongan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi yang hendak meninjau jembatan amblas pun terjebak di tengah banjir. Saat ini, warga hanya bisa berharap air segera surut dan jalur alternatif dapat kembali digunakan.

Pemerintah daerah bersama dinas terkait diharapkan segera mengambil langkah cepat untuk memperbaiki akses jalan dan membantu warga yang terdampak. (uty)

Related Articles

Back to top button