RadarKarawang.id – Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan bahwa puncak hujan ekstrem akan terjadi mulai November 2024 sampai dengan Februari 2025.
Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengingatkan masyarakat agar waspada menghadapi bencana hidrometeorologi basah atau musim penghujan di Kabupaten Purwakarta.
Kepala Pelaksana BPBD Purwakarta, Heryadi Erlan mengatakan dalam beberapa waktu terakhir telah terjadi sejumlah kejadian seperti pergerakan tanah atau longsor, pohon tumbang dan banjir sementara (genangan) yang mengakibatkan bahu jalan longsor, rumah rusak, serta berbagai hal lainnya.
Baca juga https://radarkarawang.id/radar-purwakarta/cabup-purwakarta-cueki-isu-pendidikan/
Ia menyebut, berdasarkan kajian resiko bencana, Kabupaten Purwakarta memiliki kelas risiko rendah ke sedang.
“Untuk bahaya bencana musim hujan khusunya tanah longsor, Purwakarta risikonya rendah ke sedang. Dari 192 desa/kelurahan, 154 diantaranya memiliki risiko rendah dan 38 sisanya risiko sedang,” ujarnya, Kamis (7/11).
Meski demikian, Pria yang akrab disapa abah Erlan itu juga mengungkapkan bahwa BPBD Purwakarta tetap mewaspadai beberapa desa yang rawan kebencanaan.
“Terutama di Kecamatan Tegalwaru ada Desa Pasanggrahan, Cisarua, dan Sukamulya, di Kecamatan Sukatani ada Desa Panyindangan. Juga di Kecamatan Sukasari yaitu Desa Kutamanah, Ciririp dan Parung Banteng,” tutur abah Erlan.
Disinggung perihal kekhawatiran warga terkait pergeseran tanah yang terjadi pada pertengahan Aprli lalu, abah Erlan menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan, memonitoring.
Serta melaksanakan assesment sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan kebencanaan untuk Desa Sukamulya dan Pasanggrahan Kecamatan Tegalwaru serta Desa Panyindangan Kecamatan Sukatani.
“Kita juga berkoordinasi dengan dinas-dinas teknis untuk penanganan dan pemcegahan kebencanaan,” ungkapnya.
Selain itu, abah Erlan juga meminta kepada pemerintah kecamatan dan pemerintah desa/kelurahan untuk meningkatkan kembali budaya bersih-bersih melalui kegiatan jumat bersih atau kegiatan lainya dengan membersihkan drainase, saluran air serta sungai.
“Kita juga menghimbau kepada masyarakat yang bertempat tinggal di lereng-lereng dan bantaran-bantaran sungai agar lebih berhati-hati karena kita tidak tahu kapan bencana itu datang,” pungkasnya. (yat)
Tonton konten menarik ini https://www.youtube.com/watch?v=-5ffeCGXEk8