Purwakarta
Trending

Ratusan Siswa Mencuci Baju di Sekolah

PURWAKARTA, RAKA – Suasana berbeda tampak terasa dalam pembelajaran yang dilakukan oleh ratusan pelajar SMP Negeri 4 Purwakarta pada Selasa (27/5) pagi. Pasalnya, bukan pembelajaran di dalam kelas yang mereka lakukan, akan tetapi mereka menjalani pendidikan berkarakter bertajuk Festival Mencuci Baju Sendiri.

Dalam momen tersebut ratusan pelajar dipengkapi dengan ember, sabun, dan pakaian kotor di tangan mereka. Kegiatan tersebut bukan sekedar lomba atau aksi massal mencuci pakaian, melainkan mengandung pesan kuat tentang kemandirian, kedisiplinan, dan kepedulian, nilai-nilai karakter yang kini terus ditanamkan dalam dunia pendidikan di Kabupaten Purwakarta.

Baca Juga : THM Dicurigai Jadi Tempat Peredaran Narkoba

“Kami ingin siswa belajar hidup mandiri, tidak selalu bergantung pada orang tua atau alat modern seperti mesin cuci. Ini bagian dari pendidikan karakter,” ujar Kepala SMP Negeri 4 Purwakarta, Muhammad Nursodik, Selasa (27/5).

Nursodik menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi lanjutan dari pendidikan berkarakter yang sudah berjalan di lingkungan dunia pendidikan Kabupaten Purwakarta.

Terlebih, pihak sekolah pun prihatin melihat kalangan pelajar yang sudah terkuasai oleh gawai.
Para pelajar tampak antusias melakukan aksi mencuci pakaiannya sendiri. Ada yang nampak canggung dan juga ada yang nampak cekatan melakukannya.

Tonton Juga : BECAK LISTRIK MUHAMMADIYAH

Salah seorang pelajar, Adam Amar mengaku mencuci dengan cara manual menjadikan pakaian lebih bersih.

“Enakan nyuci manual, bisa jadi bersih, latihan buat ngurangin beban orangtua juga,” ujarnya.

Lain halnya dengan Sarah, pelajar lainnya yang mengaku biasanya mencuci dengan mesin di rumah.

“Ini baru pertama kali manual, lumayan sulit juga. Yang sulit itu meras pakaiannya, tapi engga apa-apa buat belajar,” katanya.

Kegiatan ini menjadi angin segar di tengah kekhawatiran para guru terhadap fenomena siswa yang semakin akrab dengan gawai dan gadget.

Alih-alih hanya mengeluh, pihak sekolah memilih solusi edukatif, mengajak siswa turun tangan langsung dalam pekerjaan rumah sederhana, yang ternyata memberi pengalaman berharga.

Setelah pakaian dicuci bersih, para siswa kemudian menjemurnya di sisi lapangan. Barisan jemuran dengan aneka warna pakaian menjadi pemandangan tak biasa yang justru menciptakan kehangatan tersendiri di lingkungan sekolah. (yat)

Related Articles

Back to top button