PURWAKARTA

Daging Entog Ikon Kuliner Baru Purwakarta

PURWAKARTA, RAKA – Daging entog atau entok akan menjadi ikon baru kuliner Purwakarta.
Kawasan Kecamatan Sukasari yang memiliki pemandangan indah di tepian Waduk Jatiluhur, akan diproyeksikan sebagai kawasan wisata kuliner berbasis olahan daging entog.
Pengembangan wisata kuliner tersebut melibatkan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, serta Dinas Perikanan Dan Peternakan.
Dipilihnya Kecamatan Sukasari sebagai destinasi wisata kuliner berbasis makanan olahan daging entog, karena di wilayah itu sudah ada sejumlah rumah makan yang punya berbagai menu olahan daging mentok yang sudah terkenal kenikmatannya.
Selain itu, di kawasan tersebut sudah ada kelompok ternak yang membudidayakan unggas entog di lima desa di Kecamatan Sukasari, yakni Desa Kutamanah, Kertamanah, Ciririp, Sukasari dan Desa Parung Banteng
Jumlahnya tersebut belum banyak, namun potensinya sangat terbuka.
Terhadap kelompok ternak itu, secara khusus diberikan dukungan agar budidaya ternaknya terus berkembang. Salah satu langkahnya adalah memberikan bantuan unggas entog sebagai stimulus agar kelompok ternak makin optimis mengembangkan budidaya entog.
Kepala Diskanak Purwakarta Siti Ida Hamidah menjelaskan, bantuan unggas entog yang telah disiapkan sebanyak 250 ekor kualitas unggul. “Mentok (entog) itu akan dibagikan kepada lima kelompok ternak di lima desa di Kecamatan Sukasari tersebut,” katanya.
Menurutnya, bantuan diberikan sebagai bentuk perhatian sekaligus dukungan agar kelima desa tersebut bisa meningkatkan jumlah ternak unggasnya. “Kelima desa itu merupakan penyuplai utama rumah makan di kawasan Sukasari dan Jatiluhur yang mengolah menu makanan berbahan daging mentok,” ujar Ida.
Bantuan diberikan, mengingat jumlah unggas entog di lima desa itu masih terbatas, padahal permintaan entog sangat tinggi. “Saat ini jumlah mentok (entog) yang dikelola peternak sebanyak 300 ekor. Jumlah itu masih sangat kurang untuk menyuplai permintaan yang tinggi,” sambungnya.
Di kawasan Sukasari dan Jatiluhur, permintaan entog per tahun untuk diolah menjadi menu wisata kuliner sangatlah tingi. Setahun, permintan sejumlah rumah makan dikawasan wisata itu sedikitnya mencapai 1.000 ekor.
“Permintaan itu belum dapat dipenuhi oleh peternak lokal kawasan tersebut. Kekurangan pasokan akhirnya terpaksa diambil dari daerah lain yakni Kabupaten Karawang dan Subang. Artinya itu peluang besar yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh peternak dan warga lokal di Sukasari dan Jatiluhir,” tandasnya.
Kepala Dinas Disporaparbud Purwakarta Mochamad Ramdhan mengatakan, pengembangan wisata kuliner di Sukasari-Jatiluhur sangatlah layak dipertimbangkan untuk diwujudkan mengingat jumlah wisatawan yang berkunjung itu cukup besar. “Selama Lebaran Idul Fitri dan Lebaran idul Adha saja, jumlah wisatawan yang mengujungi destinasi wisata itu mencapai puluhan ribu wisatawan. Itu artinya potensi nilai ekonominya sangat besar,” katanya.
Data Disporabud menyebutkan selama masa libur lebaran Idul Fitri dan Idul Adha tahun 2023 ini saja, sedikitnya 10.669 wisatawan mengunjungi destinasi wisata di kawasan Jatiluhur. Dari jumlah itu, 8.638 wisatawan berkunjung saat libur lebaran Idul Fitri, sementara libur Lebaran Idul Adha dikinjungi 2.031 orang.
Ramdhan mengatakan, potensi wisatawan yang besar itu, merupakan peluang bagi dikembangkannya wisata kuliner di kawasan Sukasari-Jatiluhur. Kondisi lokasi wisata yang dingin dan sejuk, menyebabkan para wisatawan akan mudah merasa lapar. Biasanya makanan yang tepat dikonsumsi diwilayah semacam itu adalah makanan yang bergizi dan berprotein tinggi dan bisa menciptakan rasa hangat tubuh.
“Makanan olahan dari daging unggas mentok, itu tentu sangat tepat. Apalagi jika diolahnya oleh tangan terampil dan bisa menghangatkan tubuh di wilayah yang dingin. Apalagi jika rasanya pedas-pedas nikmat seperti rica-rica mentok yang sudah terkenal. Itu peluang besar yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Back to top button