
PURWAKARTA, RAKA – Para petani ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Jatiluhur Purwakarta tengah mengeluh dengan kondisi yang terjadi. Pasalnya, harga jual ikan mas dan ikan nila hitam masih merosot sejak April 2025 atau tepatnya tak lama setelah momen lebaran dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Diketahui, harga ikan mas yang sebelumnya berada di kisaran Rp22 ribu per kilogram kini dihargai Rp18 ribu. Sedangkan ikan nila hitam yang sebelumnya dijual seharga Rp20 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp17 ribu. Kondisi ini membuat petani ikan di KJA kesulitan menutupi biaya operasional.
Baca Juga : Pulang Sekolah Jalan Kaki Bikin Trauma
Salah satu petani ikan, Bayu (38) mengaku mengalami kerugian besar akibat merosotnya harga ikan. Dirinya mengalami kerugian mencapai Rp3 juta per wadah.
“Kami bisa rugi sampai Rp3 juta per wadah. Kami tetap harus bayar pakan dan cicilan ke bank. Kami benar-benar kewalahan,” keluh Bayu, Sabtu (28/6).
Bayu yang merupakan petani ikan asal asal Kampung Galumpit, Desa Galumpit, Kecamatan Tegal Waru, Purwakara itu menjelaskan bahwa satu wadah ikan membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit.
Ditambah dengan harga pakan yang terus naik dan kewajiban membayar pinjaman modal usaha ke lembaga keuangan, membuat para petani semakin terjepit secara ekonomi.
“Kalau kondisi seperti ini terus, kami bisa bangkrut. Tolong pemerintah bantu cari solusi. Jangan sampai petani ikan kalah sama harga pasar,” ujarnya.
Kondisi ini bukan hanya dialami oleh satu dua petani, melainkan hampir seluruh petani KJA di sekitar Waduk Jatiluhur. Mereka berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah dan instansi terkait untuk membantu menstabilkan harga ikan agar tidak merugikan produsen lokal.
Para petani meminta pemerintah untuk turun tangan, baik dalam pengaturan distribusi hasil panen maupun memberikan subsidi pakan agar meringankan beban produksi. Mereka juga berharap adanya intervensi pasar untuk menjaga stabilitas harga ikan.
Tonton Juga : BENYAMIN SUEB, SENIMAN LEGENDARIS
Dengan kondisi yang semakin terpuruk, para petani ikan di Karamba Jaring Apung berharap ada solusi jangka pendek dan jangka panjang agar kelangsungan usaha budidaya ikan air tawar di Jatiluhur tetap terjaga dan tidak mematikan ekonomi warga setempat. (yat)