KARAWANG, RAKA – Pembakaran bendera bertuliskan ‘Lailaha Illallah’ masih berbuntut panjang, padahal kasus ini sudah ditangani kepolisian. Ratusan umat Islam Karawang, Minggu (4/11) melakukan long march di Jalan A Yani Karawang. Sementara di lain tempat, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan Fron Pembela Islam (FPI) melakukan kerja sama bersih-bersih pantai Pakisjaya.
Pembina Aliansi Muslim Peduli Umat Abu Hamzah mengatakan, Aksi Bela Tauhid masyarakat Karawang, menjadi pengingat kepada semua elemen agar bisa menumbuhkan kecintaan kepada kalimat yang menjadi pemersatu. Tindakan pembakaran bendera tauhid di wilayah Limbangan Kabupaten Garut membuat hati umat Islam Karawang teriris. “Aksi Bela Tauhid di Karawang ini, diharapkan bisa memberikan edukasi masyarakat pada umumnya, kepedulian ini selain bencana yang semakin bertubi-tubi terus.
Harus mampu membangkitkan rasa kecintaan. Ini bentuk solidaritas kepada muslimin yang lain,” ujarnya, kepada Radar Karawang, Minggu (4/11) kemarin. Menurutnya, ada hal-hal yang tidak tepat yang dilaksanakan aparat. Dari mulai kegiatan dan penangkapan sampai proses hukum. “Harusnya betul-betul murni dalam rangka penghinaan agama tapi yang munculnya bukan penghinaan agama tapi mengganggu rapat, sehingga hukum yang ditetapkan bukan atas penodaan agama. Ini yang harus kita kawal, di negeri ini tidak boleh satupun ada yang merasa paling hebat, di negri ini ada aturan hukum yang harus dijalani itu aturan hukum, itu yang ingin kita sampaikan,” katanya.
Peserta aksi, Ustad Burhanudin mengatakan, kegiatan ini bukan kegiatan yang sia-sia tanpa manfaat. “Kita berkumpul untuk memenuhi seruan jihad, niatkan lillah hari ini, kita tidak bela ormas, tapi kita datang dalam membela kalimat tauhid,” katanya.
Sementara itu, di tengah ramainya Aksi Bela Tauhid, di hari yang sama FPI dan Banser turun untuk bersih-bersih sampah di tepian pantai Pakisjaya. Selain diikuti FPI Karawang, juga diikuti FPI Bekas. Kegiatan bersih-bersih tersebut di lakukan agar memudahkan tim evakuasi bekerja. Menurut salah satu anggota FPI Markas Cabang Babelan, Kabupaten, Bekasi, Abdul Kholik, sekitar 350 anggota FPI Bekasi, selain berdoa untuk para korban pesawat Lion Air, FPI juga lakukan kegiatan pungut sampah di tepian pantai Pakisjaya. “Pertama kita doakan para korban agar khusnul khotimah, dilanjutkan bersih-bersih,” ujarnya.
Dalam 1 hari di lakukan kegiatan bersih-bersih, pihaknya berhasil mengumpulkan sampah hingga satu mobil pikup. Dan kegiatan tersebut akan terus di lakukan hingga benar-benar steril. Di tempat yang sama, anggota Banser Karawang Ahyad mengatakan, Banser memang tidak ikut dalam tim evakuasi ke laut. Hanya saja, lebih di titik beratkan membantu tim di darat. Salah satunya tergabung dalam dapur umum. “Kita di darat aja, karena khusus tim ahli yang turun ke laut untuk evakuasi korban,” ucapnya.
Diteruskannya, kegiatan bersama FPI ini sudah semestinya dilakukan, tetap menjaga silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah antar ormas. Karena meskipun ramai di perbincangkan, khususnya di provinsi Jawa Barat, Banser Karawang dan FPI tetap saling menjaga silaturahmi. “Kita tetap jaga silaturahmi,” pungkasnya. (apk/rok)