
radarkarawang.id — Kecewa Jalan Pantura rusak, warga Jatisari turun ke jalan. Kerusakan Jalan Pantura, tepatnya di wilayah Kecamatan Jatisari sudah parah, bahkan sering menimbulkan kecelakaan.
Warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Keselamatan Jalan Raya Pantura Jatisari Karawang mengekspresikan kekecewaan mereka dengan cara tidak biasa: menanam pohon pisang di tengah jalan, Kamis (6/6). Aksi damai itu menutup separuh badan Jalan Raya Pantura Jatisari ruas sepanjang lima kilometer yang sudah lama berlubang dan bergelombang.
Baca Juga : Dilema Putusan Sekolah Gratis
Menurut catatan warga, kondisi jalan yang rusak tersebut telah memicu lebih dari 20 kecelakaan dalam satu bulan terakhir, beberapa di antaranya merenggut nyawa pengendara yang melintas.
“Sudah terlalu banyak korban. Kami menanam pohon pisang agar semua pihak, khususnya pemerintah, melek akan bahaya yang kami hadapi setiap hari,” ujar Anto Suheryanto, Kepala Desa Balonggandu sekaligus koordinator aksi.
Anto menegaskan bahwa tuntutan utama massa adalah intervensi cepat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Kami tidak berbicara soal tambal-sulam sementara. Jalan Pantura ini jalur nasional, nadi ekonomi. Kerusakan parah lima kilometer di Jatisari harus diperbaiki total sebelum korban terus berjatuhan,” tegasnya.
Tonton Juga : ASHIN JINARAKKHITA, BIKSU PERTAMA SETELAH RUNTUHNYA MAJAPAHIT
Aliansi menilai tambal sulam hanyalah opsi perbaikan sementara dalam mengatasi persoalan jalan rusak, dan opsi perbaikan jalan dengan tambal sulam ini tidak bertahan lama.
“Satu-satunya cara agar suara kami didengar adalah aksi damai seperti ini, mudah-mudahan pemerintah mendengar agar jalan ini bisa diperbaiki secara total, bukan tambal sulam,” sambung Anto.
Anto berharap dengan aksi menanam pohon pisan dijalan ini dapat membuat pemerintah untuk segera menurunkan alat berat dan material perbaikan di lokasi. “Kami bukan ingin mengganggu. Kami hanya ingin selamat,” ujar Anto.
Dari pantauan di lapangan, blokade pohon pisang menyebabkan laju kendaraan di jalur Pantura agak tersendat hingga dua, terutama pada jam sibuk. Para pengendara mengaku mendukung aksi tersebut meskipun perjalanan mereka tersendat. “Lebih baik terlambat daripada kecelakaan karena lubang yang menganga,” ucapnya. (uty)