HEADLINE

Ledakan Pesawat Dikira Gledek

PAKISJAYA, RAKA – Pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT-610 mendadak menjadi perbincangan warga Karawang. Penyebabnya pesawat rute Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkal Pinang tersebut jatuh di perairan Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Karawang, Senin (29/10) pagi.

Pesawat yang membawa 181 orang tersebut take of dari Jakarta pukul 06.20 WIB. Namun kehilangan kontak pada pukul 06.33 WIB. Belakangan, pesawat tersebut dinyatakan jatuh di perairan Pakisjaya.

Peristiwa jatuhnya pesawat sempat terdengar beberapa warga di sekitar Pantai Pakisjaya. Namun diabaikan karena dianggap suara gledek alias petir. Apalagi saat ini sudah mulai memasuki musim hujan.

Salah seorang nelayan asal Desa Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Kosasih (29), mengaku pagi itu sempat mendengar dentuman keras seperti petir saat dirinya hendak melakukan kegiatan rutinnya. Namun ia tak menghiraukannya karena dianggap petir. “Denger ada suara dentuman, cuma gak tahu kalau itu pesawat. Saya kira gelegar petir aja karena menjelang musim hujan,” katanya, kepada Radar Karawang, Senin (29/10).

Salah seorang pedagang di Pantai Tanjungpakis, Dadang (52), juga mengaku mendengar suara dentuman. Namun ia tak menghiraukannya karena menganggapnya petir. “Saya juga dengar suara dentuman itu,” ucapnya.

Detik-detik jatuhnya pesawat tak luput dari pandangan mata Samin (53). Nelayan Tanjungpakis. Saat kejadian, ia tengah mencari ikan. Samin mengaku melihat saat pesawat oleng yang diikuti suara ledakan dan gumpalan asap tebal. “Pas jatuhnya enggak lihat,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat tidak jauh dari lokasi pengeboran minyak milik Pertamina Hulu Energi ONWJ. Yang cukup jauh dari pantai.

Dihubungi di lokasi evakuasi di Pantai Tanjungpakis, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Asep Wahyu mengatakan, pesawat yang jatuh di wilayah utara Karawang tersebut menelan 181 korban.

Kata Asep, pihaknya menerjunkan 40 orang anggota BPBD serta relawan untuk ikut serta melakukan pencairan korban. “Kita juga turunkan satgas untuk melakukan pencarian korban,” ungkapnya.

Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya menyebutkan, Tim SAR telah menemukan potongan tubuh korban serta serpihan pesawat. Namun para korban tidak dibawa ke Pantai Pakisjaya. Semuanya langsung dibawa ke Tanjungpriok Jakarta. “Temuan potongan tubuh korban tidak dibawa ke Pakis, namun ke Tanjungpriok,” katanya saat melakukan konperensi pers di Pakisjaya.

Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto saat konferensi pers mengatakan, sudah ada 6 kantong mayat yang berhasil dievakuasi. Namun sampai berita ini ditulis, jumlahnya sudah mencapai 18 korban yang ditemukan. “Semuanya korban dibawa ke Tanjungpriok, ada pun nelayan atau relawan Karawang yang menemukan serpihan pesawat, agar dibawa ke tepi pantai untuk diserahkan pada pihak atau posko,” ujarnya.

Dia juga megingatkan seluruh jajaran polsek, polres, kecamatan dan desa agar ikut membantu mensterilkan wilayah pantainya. “Dari jajaran camat, desa, hingga nelayan agar ikut berpastisipasi,” ungkapnya.

Diteruskannya, pencarian dihentikan pada pukul 17.00 sesuai prosedur dan karena sudah tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Sementara unsur yang diturunkan dalam pencarian korban mulai dari TNI, Polri, Basarnas dan lainnya. Hasil pencairan, selain serpihan pesawat, barang bawaan korban seperti sepatu, tas dan sejumlah barang lainnya juga ditemukan.

Pencarian juga dilakukan oleh tim penyelam. “Belum ditemukan korban selamat, dan black box juga belum bisa ditemukan. Karena posisi lumpur naik, dan arus pun semakin besar,” ujarnya. (rok)

Related Articles

Back to top button