U-Turn Jalan Raya Klari Buka Tutup, Urai Kemacetan di Jam Sibuk

ATUR KENDARAAN: Sejumlah warga mengatur lalu lintas saat U-Turn dibuka. Belokan di sepanjang Jalan Raya Klari ini dibuka tutup di jam-jam tertentu agar mengurai kemacetan.

KARAWANG, RAKA – Sejumlah U-Turn di Jalan Raya Klari diberlakukan buka tutup. Penutupan U-Turn dilakukan untuk mengurai kemacetan pada jam-jam tertentu. Tetapi di sisi lain, penutupan juga membuat sejumlah pengendara harus memutar jauh untuk mencari putaran yang dibuka.
Salah seorang pengendara Komariah (22) mengatakan, pagi kemarin ia terpaksa harus jauh mengemudikan motornya dari Kopel ke arah Cikampek dan memutar balik di bundaran Pancawati. Pasalnya, sejumlah putaran balik atau U-Turn yang biasanya digunakannya ditutup dan dijaga petugas. “Saya jauh banget dari Kopel nemu putaran di Pancawati dan balik lagi ke arah Kopel,” katanya, kepada Radar Karawang, Rabu (23/2).
Biasanya, kata dia, putaran-putaran di sepanjang Jalan Klari itu dibuka. Ia juga biasa putar balik di depan pom bensin dekat Polsek Klari. Namun karena semua putaran ditutup sehingga ia harus jauh menuju Pancawati. Karena jauhnya putaran, ia sempat berfikir untuk menaikan motornya untuk melintasi pembatas jalan, tetapi ada petugas Dishub yang stand by di jalan. “Saya hampir terlambat masuk PT. Padahal kalau jam setengah 6 belum ditutup, dan malam juga tidak ditutup,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Karawang Ade Syafrudin mengatakan, penutupan U-Turn di sepanjang Jalan Raya Klari dilakukan untuk mengurai dan meminimalisir kemacetan arus lalu lintas di jalan tersebut. Penutupan tidak dilakukan secara total, tetapi hanya pada jam-jam tertentu saja. “Hanya jam sibuk aja hasil dari jam 6.00 sampai jam 8.00 dan jam 16.00 sampai 18.00,” ujarnya.
Dikatakan Ade, penutupan pada jam tertentu sudah diberlakukan selama satu bulan berdasarkan hasil dari kesepakatan bersama muspika Klari, Polres dan Satpol PP Karawang. Menurutnya, untuk mengurai kemacetan di jalur tersebut, penutupan memang seharusnya dilakukan secara total agar kendaraan yang hendak berputar arah hanya bisa di bundaran Masari dan Kanzen. “Bagusnya memang berputar di Masari dan Kanzen, tapi diprotes warga sekitar,” ujarnya. (nce)