Purwakarta
Trending

Pelestarian Permainan Tradisional di Taman Surawisesa

Picu Kreatifitas Anak

PURWAKARTA, RAKA – Permainan tradisional anak merupakan sebuah kearifan lokal yang berkarakter yang dapat memacu kreatifitas anak di luar ruangan agar terlepas dari cengrakaman dampak negatif penggunaan gawai yang dilakukan secara tidak bijak.

Kearfifan lokal tersebut terus dilestarikan di Kabupaten Purwakarta, bahkan diselalu diadakan di tempat-tempat keramaian seperti taman dengan menyasar para pejalar. Seperti terpantau di Taman Surawisesa misalnya, sejumlah siswa PAUD hingga SMP tampak bermain permainan khas anak-anak zaman dahulu seperti bermain ketapel, engrang batok dan sejumlah permainan tradisional lainnya.

Baca Juga : 50 Paskibraka Mulai Berlatih

Diketahui, di Kabupaten Purwakarta sendiri permainan tradisional telah diinisiasi lebih lanjut menjadi pembiasaan bagi para siswa tingkat PAUD hingga SMP sejak beberapa tahun ke belakang. Pengarah pada pelajaran aplikatif tersebut dilakukan sebagai upaya menumbuhkan nalar kreatif siswa.

Koordinator Pelaksana Kaulinan Barudak Disdik Purwakarta, Rudi Iskandar mengatakan bahwa pembiasaan permainan tradisional menjadi bagian pelajaran bagi siswa di Purwakarta merupakan gagasan yang telah dicangkan oleh Bupati terdahulu yakni Dedi Mulyadi.

“KDM pun kemudian membuka ruang bermain tradisional di Taman Pasanggrahan Purwakarta. Dengan adanya ruang bermain diharapkan kecerdasan anak-anak akan terlatih,” kata Rudi, Selasa (10/6).

Kemudian, lanjut dia, sejak 2019 lalu permainan tradisional menjadi pembiasaan rutin bagi peserta didik jenjang PAUD hingga SMP dengan bermuara pada peningkatan kualitas hidup yang berfokus pada kearifan lokal dan berwawasan global.

Tonton Juga : PENDAKI FOMO, TERPENTING OUTFIT

“ini agar budaya nenek moyang kita terus terjaga dan jangan sampai tergeser oleh budaya dari luar,” tuturnya.

Rudi juga mengungkapkan bahwa program kaulinan barudak atau permainan tradisional dapat berjalan berkat kolaborasi dan sinergitas yang terjalin antara pihak pemerintah, satuan pendidikan dan sejumlah komunitas pecinta budaya.

“Mereka yang komunitas bahkan terus bergerak untuk memperkenalkan permainan tradisional ini di ruang-ruang publik dan di keramaian,” ungkapnya.

Rudi berharap, warisan budaya semacam ini agar tidak lekang dimakan zaman dan terus dapat dilestarikan hingga generasi-generasi mendatang. (yat)

Related Articles

Back to top button